Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Perusahaan berlomba-lomba menerbitkan obligasi pada kuartal I tahun ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total obligasi dan sukuk korporasi sepanjang 2013 hingga pengujung kuartal I tahun ini mencapai 13 emisi dari 11 emiten. Totalnya Rp 12,91 triliun.
Nilai tersebut lebih besar dibanding kuartal I tahun lalu dengan tujuh emisi dari enam emiten senilai Rp 10,80 triliun. Tingginya emisi obligasi tahun ini salah satunya disumbang obligasi berkelanjutan II PT Sarana Multigriya Finansial tahap II senilai Rp 1,12 triliun yang dicatatkan Jumat (22/3).
Head of Debt Capital Market BCA Sekuritas Herdi Ranu Wibowo mengatakan, tingginya penerbitan obligasi di awal tahun ini lantaran emiten menghindari tekanan inflasi yang diperkirakan meningkat. "Tekanan inflasi ke depan berpeluang meningkat sehingga emiten menerbitkan obligasi sebelum semester II dengan pertimbangan bunga masih rendah," kata Herdi kepada KONTAN, Jumat (22/3).
Inflasi diperkirakan akan meningkat sebagai dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan inflasi tersebut dikhawatirkan akan ikut mengerek suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate sehingga yield obligasi juga meningkat. Akibatnya, kupon yang harus ditawarkan oleh emiten juga lebih tinggi.
Menurut Herdi, sepanjang tahun ini penerbitan obligasi akan mencapai Rp 80 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi dari nilai emisi obligasi, sukuk, dan efek beragun aset (EBA) yang dicatatkan di BEI tahun lalu mencapai Rp 76,26 triliun. "Emiten memanfaatkan momentum suku bunga rendah. Tahun 2014 kemungkinan era suku bunga rendah segera berakhir," tutur dia.
Direktur Indonesia Bond Pricing Agency Wahyu Trenggono menduga, penerbitan obligasi korporasi akan didominasi sektor keuangan. "Penerbitan obligasi juga akan ramai di akhir tahun nanti karena perbankan membutuhkan dana untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum dari Bank Indonesia," ujar Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News