Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga emas terangkat naik. Respons positif pasar terhadap indeks manufaktur China bulan Oktober yang naik, mengungkit harga emas.
Di Bursa Comex sampai dengan Kamis (24/10) pukul 15.50 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember menguat 0,16% menjadi US$ 1.336,20 per ons troi. Dengan penguatan ini, berarti sejak awal pekan harga emas sudah menguat 1,63%.
HSBC Holding Plc dan Markit Economics, kemarin, melaporkan di bulan Oktober ini, indeks pembelian manajer (PMI) di China mencapai 50,9 atau naik jika dibandingkan dengan September lalu yang hanya 50,2. Indeks di atas level 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur China masih tumbuh.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, data manufaktur dari China yang cukup bagus tersebut telah mendorong harga emas. Alhasil, harga emas pun berhasil menguat.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan, sentimen positif harga emas lain berasal dari perayaan Festival Diwali di India yang bisa meningkatkan permintaan emas fisik. Kabar buruk berupa rendahnya pekerjaan baru di Amerika Serikat (AS) yang sepanjang September hanya mencapai 148.000 pekerjaan, turut mendorong harga emas.
Zulfirman bilang, data ketenagakerjaan yang buruk itu membuat pasar yakin kalau pengurangan stimulus moneter AS tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Spekulasi tersebut telah mengangkat harga emas.
Kedua analis sepakat, penguatan harga emas tidak akan berlangsung lama. Aksi tunggu pasar terhadap sejumlah data ekonomi AS, salah satunya data klaim pengangguran, akan kembali membuat emas bergerak datar. "Penguatan ini sifatnya konsolidasi saja," kata Zulfirman.
Zulfirman bilang, dari sisi teknikal, penguatan harga emas bisa berlanjut. Tapi, perlu katalis yang cukup besar, karena emas masih punya resistance kuat di level harga US$ 1.345-US$ 1.352 per ons troi sebelum menguat. "Overall, harga akan bullish tapi perlu syarat," kata dia.
Menurut dia, sepekan ke depan, harga emas berpotensi menguat. Potensi tersebut bisa dilihat dari stochastic yang berada di level 37 dan cenderung bergerak naik. Penguatan yang sama juga ditunjukkan oleh relative strength index (RSI) yang berada di level 45 dan cenderung naik.
Moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area -16 tapi cenderung bergerak ke atas juga menunjang penguatan harga emas. Sementara itu, posisi harga yang saat ini berada di bawah moving average (MA) 50 dan MA 100 memberi sinyal bahwa di jangka panjang harga emas masih akan tertekan.
Zulfirman memperkirakan, harga emas dalam sepekan ke depan masih akan menguat di kisaran US$ 1.290-US$ 1.400 per ons troi. Nanang juga menduga, harga emas akan menguat di kisaran US$ 1.250- US$ 1.390 per ons troi, sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News