Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal hawkish dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menekan harga emas mendekati level psikologis US$ 1.400 per ons troi. Berdasarkan indikator teknikal, harga emas masih akan bearish.
Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 17.39 WIB, harga emas spot masih tercatat turun 0,4% ke level US$ 1.407,62 per ons troi pada perdagangan Kamis (1/8). Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange turun 1,33% pada 17.39 WIB ke level US$ 1.418,70 per ons troi.
Baca Juga: The Fed hawkish, harga emas masih bisa menuju US$ 1.500
Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti menjelaskan, pada perdagangan Kamis (1/8) harga emas terpantau masih tertekan. Kondisi penurunan harga emas terjadi karena Gubernur The Fed Jerome Powell tidak memberikan sinyal akan memotong suku bunga lagi dalam waktu dekat, atau cenderung hawkish.
Jatuhnya harga emas tersebut, terjadi setelah The Fed menurunkan suku bunga seperti yang diharapkan, namun The Fed juga mengisyaratkan bahwa kebijakan pelonggaran lebih lanjut mungkin tidak akan terjadi. Sebagaimana diketahui The Fed mengumumkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008-2009.
Baca Juga: Prospek harga emas terganjal sinyal hawkish The Fed
Gubernur The Fed tersebut malah menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga acuan The Fed kali ini berbeda dengan pemangkasan yang pernah terjadi sekitar satu dekade lalu. Ini karena langkah pemangkasan bukan dijadikan awal mula tren pemangkasan suku bunga untuk jangka panjang, seperti yang terjadi saat kondisi resesi, dan seperti yang diharapkan banyak pelaku pasar.
Setelah pengumuman penurunan suku bunga, Powell justru mengirim beberapa pesan ke pasar dengan mengatakan bahwa ini bukan awal dari siklus pelonggaran yang panjang tapi itu bukan hanya pengurangan satu-satunya yang dilakukan. Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga sebanyak 25 bps justru tidak mendapat dukungan dari seluruh anggota FOMC.
Dua orang pejabat The Fed yakni Presiden The Fed Boston Eric Rosengren dan Presiden The Fed Kansas City Esther George, menilai bahwa suku bunga sebaiknya tidak berubah di level 2,5%. Sebelumnya, ekspektasi untuk penurunan suku bunga oleh The Fed dan bank sentral negara lainnya, telah menempatkan komoditas logam seperti emas pada tren kenaikan 0,6% di Juli.
Baca Juga: Investor sudah mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed, ini arah IHSG berikutnya
"Selain dari pertemuan FOMC, masih ada sejumlah peristiwa yang berisiko dan sedang berlangsung yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, seperti meningkatnya kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan. Selain itu, minimnya progres negosiasi perang dagang antara AS dan China juga bisa mempengaruhi pergerakan harga ke depan," jelas Sakti kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8).
Sementara itu, secara teknikal grafik daily seperti indikator Moving Average Exponential (EMA) berada pada kondisi yang melebar menunjukkan arah harga turun. Selanjutnya, pada indikator Relative Strengh Index (RSI) berada diarea 48 yang menunjukkan arah harga turun. Selanjutnya, untuk indikator Commodity Channel Index (CCI) berada di area -82 yang menunjukkan arah harga turun.
Baca Juga: The Fed memangkas suku bunga, ini proyeksi IHSG selanjutnya
"Secara umum emas berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya. Rekomendasi trading untuk emas adalah sell selama harga di bawah US$ 1.395,20 per ons troi," ungkap Sakti.
Untuk perdagangan Jumat (2/8) harga emas berpotensi bergerak di level resistance harian antara US$ 1.428,53 - US$ 1.443,27 - US$ 1.467,07 per ons troi. Sedangkan untuk dan support harian antara US$ 1.404,73 - US$ 1.395,67 - US$ 1.371,87 per ons troi.
Adapun untuk pergerakan selama setahun ke depan, Sakti mengatakan harga emas berada di level resistance US4 1.485,90 - US$ 1.558 - US$ 1.740 per ons troi. Sementara untuk level support selama setahun antara US$ 1.303,90 - US$ 1.194 - US$ 1.012 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News