kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

ELTY Rela Berbagi Saham demi Memuluskan Bisnis Tol


Rabu, 09 September 2009 / 07:00 WIB
ELTY Rela Berbagi Saham demi Memuluskan Bisnis Tol


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Anggota Grup Bakrie, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), kian gencar menjajal bisnis barunya, yakni bisnis jalan tol. Lewat PT Bakrie Toll Road, ELTY akan membangun sejumlah ruas tol Trans-Jawa seperti Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Batang-Semarang.

Akhir tahun ini, tol Kanci-Pejagan mulai beroperasi. Sementara dua ruas lainnya beroperasi 2011. Makanya, manajemen ELTY meramal, tahun ini jalan tol baru menyumbang pendapatan 5%.

Uniknya, di tengah kesibukannya mengembangkan bisnis tol, ELTY justru berniat melepas 30% saham Bakrie Toll kepada investor strategis. Tapi, kebutuhan dana di bisnis tol memang sesangat besar. Dengan menjual sebagian saham Bakrie Tol, ELTY ingin berbagi beban dengan investor lain. Kini, ELTY masih menguasai 99,98% saham perusahaan yang berdiri 2008 itu.

ELTY akan menjual saham itu dalam dua tahap. Tahun depan, mereka melepas 10% saham Bakrie Toll. Dari penjualan saham ini, ELTY berharap bisa meraup dana Rp 100 miliar-Rp 150 miliar. Adapun 20% sisa saham baru dilego setelah tol Kanci-Pejagan beroperasi penuh 2011 nanti.

Kabarnya, beberapa investor dari Australia, India dan China terpikat membeli 10% Bakrie Toll yang akan dijual tahun depan. "Kami hanya akan memilih maksimal dua investor," kata Hiramsyah Thaib, Direktur Utama ELTY.

Analis BNI Securities Maxi Liestyaputra tak mempersoalkan alasan ELTY melepas 30% saham Bakrie Toll. Kata dia, bisnis jalan tol memang perlu investasi besar, yakni untuk pembebasan lahan dan biaya pemeliharaan.
Ia juga melihat, sebenarnya ELTY mengembangkan tol untuk mendukung berbagai proyek properti milik mereka. "ELTY akan menjadikan tol untuk mempermudah akses bagi proyek properti mereka," ungkap Maxi, kemarin.

Tapi, Kepala Riset Financorporindo Nusa Edwin Sebayang mengingatkan, investor harus tetap mencermati pemenuhan modal ELTY untuk membangun beberapa jalan tol itu. Apalagi, mereka butuh waktu lama untuk meraih laba dari bisnis ini. Belum lagi, Undang-Undang (UU) Nomor 38/2004 Tentang Jalan hanya membolehkan kenaikan tarif tol setiap dua tahun.

Singkat kata, tahun ini, bisnis properti masih akan jadi sumber utama pendapatan ELTY. Sejauh ini, ELTY sedang menggarap beberapa proyek besar. Yang paling heboh adalah Rasuna Epicentrum di Kuningan, Jakarta yang melahap dana US$ 120 juta. Proyek lainnya adalah Bogor Nirwana Residence dan Epicentrum di Malang, Jawa Timur.

Hitungan Maxi, tahun ini, pendapatan ELTY akan naik 42,85% jadi Rp 1,5 triliun. Tapi, laba bersihnya akan turun 11,76% menjadi Rp 240 miliar karena tidak ada lagi untung kurs seperti tahun lalu.

Namun, Maxi dan Edwin tetap merekomendasikan beli saham ELTY. Memang, rasio laba terhadap harga saham alias price to earning ratio (PER) ELTY sudah cukup tinggi yakni 30 kali, lebih tinggi dari PER industri properti sebesar 25 kali.

Namun, mereka melihat, prospek properti yang cerah membuat saham ELTY tetap menarik. Maxi mematok target harga saham ELTY Rp 720 per saham dan Edwin mematok harga Rp 420 per saham. Kemarin (8/9), harga saham ELTY naik 2,7% dan berakhir di Rp 380 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×