kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ELTY Pangkas Target Rights Issue Jadi Rp 3,2 T


Senin, 21 Juni 2010 / 08:56 WIB
ELTY Pangkas Target Rights Issue Jadi Rp 3,2 T


Reporter: Abdul Wahid Fauzi, Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can

JAKARTA. Grup Bakrie memang rajin membuat kejutan. Yang terbaru adalah keputusan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) memangkas jumlah penerbitan saham baru (rights issue) dari 33,7 miliar menjadi 19,9 miliar saham baru dengan harga penawaran tetap Rp 160 per saham. Artinya, target perolehan dana segar yang semula mencapai Rp 5,4 triliun, susut menjadi Rp 3,2 triliun.

Rasio penerbitan sahamnya pun otomatis turut berubah. Bila rencana sebelumnya menetapkan rasio sebesar 1:1,7, angkanya kini menjadi 1:1. Artinya, setiap satu pemegang saham lama berhak membeli satu saham baru ELTY. Dengan skema baru ini, maka efek dilusi rights issue ELTY juga akan berkurang dari 63,01% menjadi 50%.

"Ini membuktikan bahwa kami merespon efek dilusi yang selama ini diberitakan," terang Presiden Direktur ELTY Hiramsyah S. Thaib, kemarin (20/6). Menurutnya, ELTY juga akan menaikkan jumlah waran yang akan diterbitkannya dari 6,78 miliar menjadi 6,98 miliar.

Namun, harga eksekusi waran tersebut diturunkan menjadi Rp 165 per saham, dari sebelumnya Rp 200 per saham. Dengan penerbitan waran ini, ELTY berharap menggaet dana segar sebesar Rp 1,2 triliun. Angka ini masih lebih rendah ketimbang target sebelumnya sebesar Rp 1,35 triliun. Rasio waran pun ikut berganti menjadi 20:7 dari sebelumnya 1:1.

Hiramsyah bercerita, penurunan target penerbitan rights issue ini karena tiga faktor. Pertama, ELTY sudah mendapatkan komitmen pendanaan dari mitra strategis untuk berbagai rencana, termasuk akuisisi PT Sentul City Tbk (BKSL) dan PT Bukit Jonggol Asri. "Untuk lokal, kami akan bekerjasama dengan PT Jasa Sarana, sementara yang asing saya belum bisa ungkapkan," paparnya.

Faktor kedua, kata Hiramsyah, pemegang saham BKSL dan Bukit Jonggol setuju akuisisi dibayar dengan cara mencicil. "Pembayaran akuisisi bisa dilakukan dalam waktu satu tahun," ungkapnya.

Sedangkan faktor ketiga, membaiknya industri properti membuat ELTY bisa memakai dana kasnya untuk mendanai ekspansi ke depan.

Hiramsyah bertutur, berkurangnya target dana dari rights issue tak akan menunda kegiatan ekspansinya. Semua tetap berjalan karena ELTY telah menggandeng mitra strategis.

Menunggu kejelasan

Namun, Kepala Riset Bhakti Securities, Edwin Sebayang menilai, perubahan nilai rights issue ELTY dengan alasan ada investor strategis yang masuk terasa terlalu mengada-ada. "Seharusnya, sebelum mereka mengumumkan rights issue, sudah bisa terlihat siapa saja yang berminat masuk, tidak tiba-tiba seperti ini," kilahnya.

Menurut Edwin, alasan yang paling masuk akal adalah ELTY telah melihat minat pasar yang cenderung sepi. Atau, setelah dihitung kembali, dana yang dibutuhkan ELTY ternyata tak sebanyak yang diperkirakan. Apalagi menurut Edwin, bisnis properti masih berjalan stagnan.

Karena belum ada kejelasan, Edwin merekomendasikan investor untuk menghindari saham ELTY terlebih dahulu. Pada penutupan Jumat (18/6), harga saham ELTY ada di posisi Rp 136 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×