kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.883   -43,00   -0,26%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

ELTY beli surat utang yang tak jelas asal usulnya


Senin, 11 Agustus 2014 / 16:21 WIB
ELTY beli surat utang yang tak jelas asal usulnya
ILUSTRASI. Ilustrasi asuransi kesehatan. KONTAn/Muradi/2017/10/17


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) membeli Surat Utang Konversi (SUK) yang tak jelas asal usulnya. Hal ini dikarenakan penerbit SUK itu yang bernama PT Madison Global (MG) tak diketahui keberadaannya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan KONTAN, Madison Global merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, seperti pertambangan, jasa, hingga pengembang. MG memiliki modal dasar sebesar Rp 1,6 miliar, dengan modal yang ditempatkan Rp 400 juta dan modal disetor Rp 4 juta.

Total seluruh saham yang dimiliki perusahaan adalah 1.600 saham dengan jumlah yang ditempatkan sebesar 400 saham, bernominal Rp 1 juta. Suatu hal yang agak janggal jika perusahaan yang memiliki modal Rp 1,6 miliar, dapat menerbitkan Surat Utang senilai Rp 1,77 triliun.

Adapun, pendiri dan pemegang saham itu bernama Hari Aprianto yang menjabat sebagai Direktur, dan Andi Ridwan Akbar selaku Komisaris. Masing-masing memegang 200 lembar saham 50% saham MG.

KONTAN berusaha menelusuri identitas lebih rinci mengenai MG, dan mendatangi alamat yang sempat diperoleh, yakni Jalan Kapuk Raya No 12C, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Akan tetapi, alamat yang dicari tak ditemukan. Yang ada deretan ruko dengan alamat 12, 12A dan 12B. Adapun, di lokasi yang tak berjauhan, sebuah ruko tak berpenghuni beralamatkan 12C.

KONTAN juga mendatangi alamat MG, berdasarkan keterangan yang diberikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Juli lalu. Tercantum, MG merupakan perusahaan real estat, berdomisili di Sequiz Plaza lantai 6, Ruang 6001, Jl. Jendral Sudirman Kav. 25, Jakarta Selatan.

Namun, lagi-lagi, perusahaan yang dituju tak ada. Anehnya, di lantai 6, terdapat empat perusahaan dengan ruang yang dimulai dari nomor 601 hingga 607. Beberapa karyawan yang bekerja di lantai tersebut bahkan tak pernah mendengar PT Madison Global.

Lalu, jika penerbit surat utang tidak jelas, untuk apa ELTY memberi piutang usaha dalam jumlah yang cukup besar sementara perseroan saat itu masih terlilit obligasi yang belum bisa dibayar?

Piutang usaha ini awalnya merupakan SUK yang diterbitkan dari MG kepada PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), induk usaha grup Bakrie pada  7 Februari 2013. Nilainya Rp 1,65 triliun. Surat utang ini memiliki jatuh tempo pada 7 Februari 2015.

Namun, baru dua bulan diterbitkan, BCI sudah melakukan perjanjian jual beli dan pengalihan SUK ini kepada entitas anak perseroan, yakni PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) pada tanggal 9 April 2013 sebesar Rp 1,65 triliun.

Padahal, kinerja keuangan ELTY tengah dililit utang obligasi dengan nilai US$ 150,718 juta. Bahkan, sebelum membeli SUK, perseroan sempat menegaskan tak mampu membayar utang obligasi pada 13 Februari 2013.

Saat dimintai keterangan, Manajemen ELTY tampak enggan untuk memberi informasi mengenai MG. "Jangan tanya itu dulu, itu hubungannya langsung ke BCI. Nanti saja ya," ujar Agus Alwi, Direktur Pengembangan ELTY, Rabu (6/7). Menurutnya, MG juga bergerak di bidang properti dan masih ada hubungan dengan PT Bakrie Capital Indonesia (BCI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×