kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekspor stagnan, harga CPO tertekan


Rabu, 23 Oktober 2013 / 08:37 WIB
Ekspor stagnan, harga CPO tertekan
ILUSTRASI. Petugas di Cash Center Bank BNI di Jakarta (5/9). Pelemahan nilai tukar rupiah banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif baik di luar negeri. KONTAN/Muradi/2018/09/05


Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit mentah alias crude palm oil (CPO) tertekan. Kekhawatiran pasar bahwa impor CPO dari China akan melambat menghentikan kenaikan harga CPO yang  terjadi tiga hari terakhir.

Di Bursa Derivatif Malaysia, Selasa (22/10) pukul 15.30 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari 2014 melemah 0,28% menjadi RM 2.430 per  ton dibanding harga sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan, harga CPO masih menguat 2,61%.

Survei Bloomberg menunjukkan, ekspor CPO dari Malaysia ke China dalam 12 bulan yang berakhir pada 1 Oktober 2013, tidak akan jauh beda dari periode sama di tahun lalu yakni sekitar 6,6 juta ton. Ini menunjukkan, tidak ada pertumbuhan permintaan CPO yang berarti di tahun ini.

Arhnue Tan, analis Alliance Investment Bank Bhd mengatakan ke Bloomberg, permintaan CPO dari China yang stagnan membebani harga CPO. Maklum, China merupakan salah satu importir CPO terbesar yang berkontribusi hampir 20% dari total ekspor CPO dari Malaysia yang sebesar 17,6 juta di tahun lalu.

Tekanan terhadap harga CPO juga datang dari penurunan harga minyak kedelai sebagai komoditas substitusi CPO. Marsadi Nur, analis Optima Capital Futures, mengatakan, harga CPO juga tertekan oleh aksi tunggu pasar terhadap sejumlah rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS), salah satunya data pengangguran yang diumumkan tadi malam.

Meskipun demikian, Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures memperkirakan, tekanan yang terjadi pada harga CPO kemungkinan tidak akan berlangsung lama. Ekspektasi permintaan CPO yang masih meningkat di masa datang, akan kembali meningkatkan harga komoditas ini.     

Secara teknikal, Ariston mengatakan, sepekan ke depan, harga CPO masih akan melanjutkan penguatan. Indikator stochastic mingguan masih naik dari level 65 ke area jenuh jual. Relative strength index (RSI) masih berada di level 50 dan masih bergerak ke atas.    

Moving average (MA) 50 , MA 100 dan MA 200 juga member sinyal bahwa harga CPO masih akan menguat. Sementara itu, indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif menunjukkan dalam jangka panjang harga CPO akan bergerak datar cenderung tertekan.     
Perkiraan Ariston, dalam sepekan ke depan, harga CPO akan menguat ke kisaran RM 2.377- RM 2.500 per ton. Adapun, proyeksi Marsadi, harga CPO masih akan tertekan di kisaran RM 2.376- RM 2.470 per ton.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×