Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat kian menguatkan otot rupiah. Hingga pukul 16.00 WIB, rupiah di pasar spot diperdagangkan di level Rp 8.734 per dolar AS, atau menguat 0,45% dari posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.773 per dollar AS.
Analis PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menyebut, pasar masih berekspektasi bakal ada kenaikan bunga, karena itu merupakan cara untuk mengendalikan inflasi.
Mika bilang, kenaikan harga komoditas dunia, khususnya minyak mentah, akan membebani anggaran pemerintah. "Sehingga kebijakan menaikkan bunga acuan agar rupiah tetap menguat merupakan tindakan preventif yang harus diambil supaya inflasi tidak naik terlalu cepat, dan menekan biaya energi," ujarnya.
Fundamental ekonomi Indonesia yang cukup baik juga menyebabkan rupiah lebih menarik dibanding dollar AS. Pasalnya, peluang kenaikan suku bunga AS masih sangat kecil.
Lanjut Mika, meski pasar saham masih volatil, dan belum bisa dipastikan berakhirnya krisis di Libya, tapi rupiah masih akan cenderung menguat. Apalagi jika Bank Indonesia menaikkan bunga acuan pada bulan mendatang. Namun, meski menguat, dia memprediksi target penguatan rupiah di level support Rp 8.700 per dolar AS, hingga akhir bulan ini.
"Penguatan pasar obligasi bakal mendukung rupiah, namun kenaikan harga minyak akan menahan penguatannya sehingga tidak terlalu besar," prediksi Mika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News