kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Ekspektasi kenaikan bunga cukup kuat, rupiah kian berotot


Senin, 21 Maret 2011 / 16:27 WIB
Ekspektasi kenaikan bunga cukup kuat, rupiah kian berotot
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump tertawa selama pertemuan meja bundar dengan CEO sektor energi di Ruang Kabinet Gedung Putih di Washington, AS, 3 April 2020.


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat kian menguatkan otot rupiah. Hingga pukul 16.00 WIB, rupiah di pasar spot diperdagangkan di level Rp 8.734 per dolar AS, atau menguat 0,45% dari posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.773 per dollar AS.

Analis PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menyebut, pasar masih berekspektasi bakal ada kenaikan bunga, karena itu merupakan cara untuk mengendalikan inflasi.

Mika bilang, kenaikan harga komoditas dunia, khususnya minyak mentah, akan membebani anggaran pemerintah. "Sehingga kebijakan menaikkan bunga acuan agar rupiah tetap menguat merupakan tindakan preventif yang harus diambil supaya inflasi tidak naik terlalu cepat, dan menekan biaya energi," ujarnya.

Fundamental ekonomi Indonesia yang cukup baik juga menyebabkan rupiah lebih menarik dibanding dollar AS. Pasalnya, peluang kenaikan suku bunga AS masih sangat kecil.

Lanjut Mika, meski pasar saham masih volatil, dan belum bisa dipastikan berakhirnya krisis di Libya, tapi rupiah masih akan cenderung menguat. Apalagi jika Bank Indonesia menaikkan bunga acuan pada bulan mendatang. Namun, meski menguat, dia memprediksi target penguatan rupiah di level support Rp 8.700 per dolar AS, hingga akhir bulan ini.

"Penguatan pasar obligasi bakal mendukung rupiah, namun kenaikan harga minyak akan menahan penguatannya sehingga tidak terlalu besar," prediksi Mika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×