Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) harus merogoh kocek senilai US$ 3,39 juta untuk biaya eksplorasi minyak dan gas bumi di dua blok miliknya yakni blok South Sumatra dan blok Rimau pada Oktober 2017 ini.
Dalam laporan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), 13 November 2017 yag ditandatangani Sekretaris Perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk Siendy K. Wardhana menyebutkan perincian penggunaan dana tersebut. Yakni sebanyak 46,9% atau sebesar US$1,59 juta akan Medco gunakan untuk eksplorasi blok South Sumatra. Ini adalah blok yang 100% dimiliki oleh PT Medco E&P Indonesia.
Blok ini telah menerima persetujuan perpanjangan kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) hingga tahun 2033
Laporan yang dipublikasikan itu juga menunjukkan kegiatan seismik darat 2D pada blok tersebut dilakukan di tiga kabupaten yakni Kabupaten Musi Rawas, Empat Lawang dan Lahat yang terbagi dalam empat area survei yakni Aini, Sugih Waras, Kaktus, East Lily, Hijau, Notrh Teras dan Arung serta Nowera. Biaya biaya seismik sampai akhir Oktober 2017 sebesar US$29.000.
Selain itu, MEDC juga tengah melakukan kegiatan pemboran tiga sumur eksplorasi yakni Cempaka-1, Nowera-1 dan Flamboyan-1. Biaya pemboran sampai akhir Oktober 2017 masing-masing sebesar US$973.380, US$328.251 dan US$262.777. “Rencana selanjutnya, MEDC berencana melanjutkan proses mobilisasi dan set up rig untuk lokasi Cempaka-1 dan melanjutkan proses pembebasan lahan untuk Nowera-1 dan Flamboyan-1,” tulis laporan perusahaan tersebut ke Bursa.
Adapun, kegiatan eksplorasi di blok Rimau difokuskan di dua kabupaten yakni Musi Banyuasin dan Banyuasin Provinsi Sumatra Selatan. Di blok ini, emiten berkode saham MEDC memiliki hak partisipasi sebanyak 95%. Sisanya dipegang oleh Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi Sumsel (PDPDE). Kontrak blok ini berlaku hingga 22 April 2023.
Sementara, kegiatan studi berlokasi di kabupaten Banyuasin yang pekerjaan dilaksanakan di area Iliran High. Medco berencana untuk melakukan studi tahap II untuk memperoleh tambahan data lubang survei dan lubang fluif sampling yang dijadwalkan dimulai pada kuartal IV/2017. “Jumlah kegiatan studi sampai akhir Oktober 2017 sebesar US$1,8 juta,” tulis laporan ke bursa itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News