Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kekhawatiran terhadap proyeksi pertumbuhan Indonesia memicu rupiah tertekan. Mata uang Garuda lunglai, setelah bank sentral memperingatkan, pertumbuhan tahun ini mungkin berada pada kisaran yang lebih rendah dari perkiraan.
Rupiah tercatat melemah 0,3% ke level Rp 9.432 per dollar AS pada pukul 09.30 di Jakarta. Padahal, mata uang sempat menguat selama dua hari kemarin.
Kemarin, Bank Indonesia memproyeksi, ekspansi ekonomi nasional berisiko berada di level bawah 6,3%, dibanding perkiraan sebelumnya 6,7%. Indonesia mengalami defisit perdagangan pada April lalu. Itu yang pertama sejak Juli 2010.
Di sisi lain, Bank sentral akan mulai menawarkan deposito berjangka dalam dollar AS pada hari ini. Tujuannya untuk meningkatkan pasokan dollar di pasar domestik, dan menopang rupiah.
Prakriti Sofat, ekonom Barclays Capital menyebut, karena dukungan fundamental lemah dan sentimen mengambil risiko sangat rapuh, maka rupiah kemungkinan akan di bawah performa mata uang regional lainnya.
"Deposito berjangka mungkin bisa meningkatkan pasokan dollar domestik, tetapi tidak benar-benar membenahi ketidaksesuaian mendasar antara permintaan dan pasokan dollar," kata Sofat, di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News