Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR. Harga kontrak crude palm oil (CPO) hari ini (25/9) ditransaksikan melorot. Dengan demikian, penurunan harga CPO sudah terjadi selama enam hari terakhir.
Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak CPO turun sebesar 1,5% menjadi 2.607 ringgit atau setara dengan US$ 850 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchnage. Pada pukul 11.15 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di posisi US$ 2.638 ringgit per metrik ton.
Kemarin (24/9), harga CPO terpangkas hingga ke posisi 2.577 ringgit. Ini merupakan level harga terendah untuk kontrak CPO teraktif sejak September 2010 lalu. Sepanjang kuartal III ini, harga CPO sudah tergerus 13%.
Penurunan harga CPO terkait dengan outlook perekonomian global yang buram sehingga memicu spekulasi permintaan CPO dunia akan terpangkas. Alhasil, cadangan CPO di Indonesia dan Malaysia akan melonjak tinggi.
Pada 23 September lalu, Dorab Mistry, director Godrej International Ltd menjelaskan, cadangan CPO di Malaysia akan terus meningkat pada Oktober, November, dan Desember hingga mencapai level tertingginya sebanyak 3 juta ton pada Januari 2013. Sedangkan cadangan CPO di Indonesia berada di kisaran 3,5 juta-4 juta ton sejak 2010 lalu.
"Penurunan harga CPO sebagian besar dipicu oleh aksi jual spekulatif seiring prediksi penurunan permintaan CPO dunia. Hal ini akan memicu melonjaknya cadangan CPO," jelas Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News