kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Skema kurs tetap bisa mencederai independensi BI


Selasa, 08 Mei 2018 / 07:09 WIB
Ekonom: Skema kurs tetap bisa mencederai independensi BI
ILUSTRASI. Dollar AS


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah pada penutupan perdagangan, Senin (7/5) telah menembus level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot pada pukul 17.00 WIB mencapai Rp 14.001 per dollar AS atau melemah 0,41% dibandingkan penutupan pekan lalu. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat rupiah terdepresiasi 0,09% menjadi Rp 13.956 per dollar AS.

Sukses menembus level psikologis, pemerintah pun tengah ancang-ancang untuk menerapkan strategi baru. Kabar yang beredar, pemerintah tengah mengkaji wacana penerapan nilai tukar dipatok pada level tertentu atau kurs tetap.

Dengan penerapan skema tersebut, harapannya mampu memberikan kepastian bagi pasar keuangan dan mencegang volatilitas nilai tukar yang semakin dalam. Salah satu negara yang tela menerapkan skema ini adalah Malaysia.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian menyatakan, skema kurs tetap dapat mencederai independensi Bank Indonesia (BI). Selain itu, biaya untuk intervensi jangka panjang akan semakin membengkak jika skema tersebut diterapkan. "Yang pasti, independensi bank sentral akan dikobarkan. Kami tidak menganjurkan itu," tegas Fakhrul kepada Kontan.co.id.

Terlebih lagi, BI telah melakukan best practice untuk menghadapi volatilitas nilai tukar rupiah. Terbukt di 2013, kebijakan nilai tukar yang fleksibel telah menyelamatkan Indonesia dengan membiarkannya adjust secara periodik dari 2013-2015.

"Dalam ekonomi, harga yang diatur lebih akan mendatangkan distorsi dan risiko jangka panjang, dibandingkan benefitnya. Kalau rupiah ditahan-tahan di periode ini, dampaknya akan lebih catastrophic," ungkap dia saat dihubungi, Senin (7/5).

Sehingga, Fakhrul menegaskan agar rupiah dibiarkan bergerak menyesuaikan secara normal dengan fluktuasi pasar global. "Yang berbahaya untuk ekonomi itu, bukan pelemahannya, tapi pelemahan drastis yang terlalu cepat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×