kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.443   0,00   0,00%
  • IDX 6.472   -43,68   -0,67%
  • KOMPAS100 929   2,96   0,32%
  • LQ45 729   2,37   0,33%
  • ISSI 202   -1,52   -0,74%
  • IDX30 380   0,83   0,22%
  • IDXHIDIV20 454   0,28   0,06%
  • IDX80 106   0,50   0,48%
  • IDXV30 109   0,90   0,83%
  • IDXQ30 124   0,29   0,23%

Efek pemangkasan suku bunga masih minim, begini rekomendasi saham emiten perbankan


Rabu, 09 Oktober 2019 / 20:04 WIB
Efek pemangkasan suku bunga masih minim, begini rekomendasi saham emiten perbankan
ILUSTRASI. Penurunan suku bunga belum begitu memiliki dampak positif terhadap sejumlah harga saham emiten bank.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga belum begitu memiliki dampak positif terhadap sejumlah harga saham emiten bank. Meski indeks sektor keuangan meningkat sebesar 3,94% year to date, tapi sejak suku bunga diturunkan hingga Selasa (8/10), indeks sektor keuangan telah terkoreksi 6%.

Sejumlah saham emiten bank pada penutupan perdagangan Rabu (9/10) juta kompak memerah. Misalnya saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 0,49% menjadi Rp 30.350 per saham, kemudian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melemah 1,15% ke harga Rp 6.425 per saham. Lalu harga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menyusut 1,10% menjadi Rp 6.750 per saham, dan harga saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang melemah 0,43% menjadi Rp 4.590 per saham.

Adapun emiten yang harganya naik antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menguat 0,76% ke level Rp 3.960 per saham, dan saham PT Bank Panin Tbk (PNBN) yang menghijau 5,15% menjadi Rp 1.225 per saham.

Baca Juga: Bank masih butuh waktu untuk sesuaikan bunga kredit

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki memprediksi emiten indeks sektor keuangan cenderung masih akan tertekan hingga tutup tahun 2019. Adapun faktor yang membuat sektor ini tertekan lantaran adanya pengetatan likuiditas yang mungkin masih terjadi serta adanya penerapan IFRS 9 dalam pencatatan akuntansi mulai awal tahun depan.

Ia menilai adanya penurunan efek penurunan suku bunga bisa menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan.

"Lebih ke net interest margin (NIM), potensi sih bagus karena penurunan suku bunga biasanya cepat di implementasi ke bunga simpanan dana pihak ketiga, namun lagging di lending rate sehingga berpotensi meningkatkan selisih NIM mereka," kata Yaki, Rabu (9/10).

Baca Juga: Bankir: Penurunan bunga acuan belum berdampak pada NIM perbankan

Selain itu, ia melihat adanya tantangan yang harus emiten perbankan hadapi seperti perlambatan pencairan kredit serta dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang pertumbuhannya melambat.

Meski begitu, Yaki melihat ada beberapa baru peluang bagi emiten perbankan yakni mengejar pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dan memperbanyak jaringan kerja melalui agen-agen serta yang tak kalah penting memperkuat koneksi ke lembaga keuanga lain seperti fintech.

Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Darma memperkirakan, prospek emiten sektor perbankan bakal membaik sampai akhir tahun 2019, salah satu pemicunya lantaran penurunan suku bunga. Ia menilai penurunan suku bunga menjadi dampak positif terhadap sektor ini.

Terlebih ada potensi suku bunga bakal diturunkan lagi hingga tutup tahun ini. Bank Indonesia (BI) berpotensi menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis point (bps) lagi menjadi 5% hingga akhir tahun. "Penurunan suku bunga bisa memperbaiki kondisi perbankan yang tengah tertekan," ujarnya.

Baca Juga: Suku bunga turun, BRI berupaya sesuaikan bunga kredit

Menurut Suria, ada sejumlah saham perbankan yang masih menarik, seperti BBNI, BMRI, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Suria merekomendasikan buy untuk saham BBNI, BMRI, dan BBTN. Ia juga merekomendasikan hold untuk saham BBCA dan BBRI.

Ia menargetkan harga jangka panjang untuk BBNI sebesar Rp 10.900 per saham, kemudian BBTN dengan harga Rp 2.850 per saham.

Sedangkan Yaki merekomendasikan investor untuk buy saham BBRI, BMRI, dan BBNI. Ia menargetkan harga sampai akhir tahun untuk BBRI sebesar Rp 5.500 per saham, BMRI dengan target harga sampai tutup tahun Rp 9.500 per saham, dan BBNI dengan target harga Rp 8.500 per saham.

Selanjutnya, ia merekomendasikan hold untuk saham BDMN dengan target harga sampai akhir tahun Rp 5.000 per saham.

Baca Juga: Bunga acuan turun, biaya dana perbankan masih stabil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×