Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat
Meski begitu, Yaki melihat ada beberapa baru peluang bagi emiten perbankan yakni mengejar pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dan memperbanyak jaringan kerja melalui agen-agen serta yang tak kalah penting memperkuat koneksi ke lembaga keuanga lain seperti fintech.
Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Darma memperkirakan, prospek emiten sektor perbankan bakal membaik sampai akhir tahun 2019, salah satu pemicunya lantaran penurunan suku bunga. Ia menilai penurunan suku bunga menjadi dampak positif terhadap sektor ini.
Terlebih ada potensi suku bunga bakal diturunkan lagi hingga tutup tahun ini. Bank Indonesia (BI) berpotensi menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis point (bps) lagi menjadi 5% hingga akhir tahun. "Penurunan suku bunga bisa memperbaiki kondisi perbankan yang tengah tertekan," ujarnya.
Baca Juga: Suku bunga turun, BRI berupaya sesuaikan bunga kredit
Menurut Suria, ada sejumlah saham perbankan yang masih menarik, seperti BBNI, BMRI, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Suria merekomendasikan buy untuk saham BBNI, BMRI, dan BBTN. Ia juga merekomendasikan hold untuk saham BBCA dan BBRI.
Ia menargetkan harga jangka panjang untuk BBNI sebesar Rp 10.900 per saham, kemudian BBTN dengan harga Rp 2.850 per saham.
Sedangkan Yaki merekomendasikan investor untuk buy saham BBRI, BMRI, dan BBNI. Ia menargetkan harga sampai akhir tahun untuk BBRI sebesar Rp 5.500 per saham, BMRI dengan target harga sampai tutup tahun Rp 9.500 per saham, dan BBNI dengan target harga Rp 8.500 per saham.
Selanjutnya, ia merekomendasikan hold untuk saham BDMN dengan target harga sampai akhir tahun Rp 5.000 per saham.
Baca Juga: Bunga acuan turun, biaya dana perbankan masih stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News