Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perbaikan ekonomi global dan efek badai El Nino menjadi sentimen pengangkat harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) tahun ini. Kedua sentimen tersebut berpeluang mengangkat harga minyak sawit hingga di sepanjang tahun ini. Meskipun, koreksi terbatas mungkin terjadi di tengah perjalanan.
Mengutip Bloomberg, Rabu (16/3) pukul 15.29 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2016 di Malaysia Derivative Exchange turun 0,42% ke level RM 2.599 per metrik ton. Namun dalam sepekan terakhir, harga CPO masih naik 2%.
Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo menilai, adanya perbaikan ekonom secara global. Misalnya, China berusaha menjaga pasar dan ekonominya dengan stimulus moneter. Sementara, The Fed juga kemungkinan akan mempertahankan tingkat suku bunga sehingga otot dollar mengendur. Ini positif bagi harga komoditas, termasuk CPO.
"Negara - negara di dunia menyadari adanya krisis dan mencoba untuk menghindarinya. Permintaan CPO diharapkan meningkat jika sentimen global membaik, apalagi jika tren komoditas membaik," ujar Wahyu.
Adapun, koreksi harga yang terjadi hari ini, lebih karena adanya proyeksi penurunan ekspor dari Indonesia ke China. Namun, koreksi ini dinilai hanya sementara.
Sebab, dari sisi suplai global sebenarnya berpotensi turun. Badai El Nino yang terjadi pada tahun lalu menyebabkan kekeringan di Asia Tenggara. Dus, produksi CPO di Indonesia dan Malaysia bakal menyusut. Buktinya, produksi di Malaysia bulan Februari jatuh ke level terendah sejak 2007.
Konferensi para ahli dalam industri CPO di Malaysia pekan lalu bahkan memprediksi harga akan mencapai RM 2.700 - RM 3.000 per metrik ton hingga Juni tahun ini. Produksi CPO global diperkirakan akan turun 2 - 3 juta ton tahun ini.
"Outlook harga secara teknikal akan berada di kisaran RM 2.700 per metrik ton," proyeksi Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News