Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi Eddy Kurniawan Logam, dunia investasi bukanlah hal yang baru. Ia sudah akrab dengan investasi sejak kecil. Maklum, ia tumbuh dalam keluarga pengusaha. Ayahnya merupakan seorang pengusaha kapal tongkang untuk angkutan kayu.
Namun, Presiden Direktur PT Logindo Samudramakmur Tbk ini baru memulai investasi setelah lulus kuliah. Instrumen pilihannya bukanlah produk investasi konvensional. Ia memilih untuk berinvestasi dengan merintis usaha sendiri.
Karena sedari kecil sudah berhubungan dengan dunia perkapalan, pria lulusan Loyola Marymount University ini memutuskan berinvestasi dengan mendirikan perusahaan, yakni PT Logindo Samudramakmur, pada tahun 1995. Eddy pun menggandeng sang adik Rudy Kurniawan Logam untuk membangun perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan untuk bisnis minyak dan gas ini.
Selang beberapa tahun kemudian, Eddy mulai tertarik untuk melakukan diversifikasi investasi yang dimilikinya. Kali ini, ia mulai tertarik untuk berinvestasi di sektor properti. Berkat informasi yang didapatkan dari kenalan maupun koleganya, serta ditambah wawasan yang diperolehnya dari membaca, Eddy mantap berinvestasi di sektor properti.
Ia memilih berinvestasi pada sektor properti karena ia melihat kebutuhan tempat tinggal di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini yang membuat Eddy optimistis prospek investasi di sektor properti menjanjikan dalam jangka panjang.
Seiring berjalannya waktu, pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Steadfast Marine Tbk ini juga menjajal instrumen investasi lainnya. Pilihannya jatuh pada saham.
Namun lantaran pekerjaannya saat ini, Eddy mengaku tak terlalu fokus mengelola investasinya di saham. Maklum, menurut dia, agar benar-benar sukses berinvestasi saham, investor harus sering memperhatikan pergerakan pasar saham. Karena jika salah langkah, dana investasi malah melayang.
Apalagi, Eddy merasa sebagai investor moderat, yang cenderung hati-hati dalam berinvestasi. Ia mengaku porsi investasinya di saham terbilang mini, yakni hanya sekitar 5% dari portofolio investasinya.
Butuh kesabaran
Setelah lebih dari 10 tahun berinvestasi, Eddy mengaku masih menggemari investasi properti. Ia memberi saran, investor pemula yang ingin berinvestasi di sektor tersebut perlu menyiapkan beberapa hal.
Pertama, perlu mempersiapkan modal yang cukup sebelum memutuskan untuk berinvestasi ke sektor properti. "Sektor properti adalah investasi yang membutuhkan napas yang panjang, artinya butuh sokongan dana yang tidak sedikit, maka harus dipersiapkan secara matang," ungkap pria yang suka bercocok tanam di waktu senggang ini.
Kedua, butuh kesabaran. Mengingat, investasi pada sektor properti hasilnya baru akan terlihat di jangka panjang. "Maka jangan terburu-buru untuk jual saat harganya turun, tunggu sampai harganya naik lagi," imbuh dia.
Ketiga, cobalah berinvestasi sesuai kemampuan dan sudah memiliki gambaran tentang hasil dari investasi tersebut. "Artinya harus mempertimbangkan apakah bangunan atau tanah yang kita beli bisa dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi," papar Eddy.
Eddy juga memperkenalkan investasi ke keluarganya. Selain mengajarkan anaknya untuk menabung, ia juga mengharapkan agar anaknya bisa membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Eddy mengaku tidak mau terlalu membatasi anaknya dalam urusan keuangan. "Biarlah mereka sendiri yang akan belajar dan lebih bijak dalam mengurus keuangannya," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News