kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eastspring: Ekonomi solid, saham dan obligasi prospektif di 2018


Rabu, 07 Februari 2018 / 20:53 WIB
Eastspring: Ekonomi solid, saham dan obligasi prospektif di 2018
ILUSTRASI. Ari Pitojo, Chief Investment Officer Eastspring Investments Indonesia


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eastspring Investment Indonesia meyakini perekonomian dunia akan lebih baik di tahun ini, sehingga prospek berinvestasi di pasar saham dan obligasi masih bagus.

Ari Pitojo, Chief Investment Officer Eastspring Investment Indonesia mengatakan, keyakinan tersebut didukung kontribusi pertumbuhan permintaan domestik di negara maju dan membaiknya kondisi ekonomi di negara-negara berkembang, terutama peningkatan aktivitas di China. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tumbuh 3,7% pada 2018.

Tahun ini, Bank Sentral AS diproyeksikan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali. AS akan melakukan pengurangan pembelian obligasi senilai US$ 4,5 triliun dalam neraca pembayarannya. Di saat yang sama, Bank Sentral Eropa (ECB) berencana mengurangi stimulus moneter (tapering off)  tahun depan.

Dengan kondisi global tersebut, Ari memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3% pada tahun ini. "Konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah kembali akan menjadi motor pertumbuhan di tahun ini dengan porsi 65% dari total PDB," kata Ari, dalam acara market outlook 2018 di Jakarta, Rabu (7/2).

Sementara, Ari memperkirakan, inflasi nasional akan tetap stabil di bawah 4% selama empat tahun berturut-turut. Sedangkan, suku bunga diproyeksikan berada di level 4,30% dan kurs rupiah stabil di Rp 13.500 per dollar AS.

Adapun, IHSG tahun ini dinilai masih cukup menarik. Ari beralasan, ada harapan akan membaiknya pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia pada 2018 dari kenaikan harga komoditas, dan pemulihan daya beli yang dipicu kenaikan upah minimum regional (UMR).

Ari memperkirakan, laba perusahaan yang termasuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia tumbuh 13,4% pada tahun ini.

Selain pasar saham, ia menyebut, berinvestasi pada obligasi juga menarik. Sebab, Ari memproyeksikan inflasi akan berada di kisaran 3,8%. Angka ini termasuk cukup rendah dan terkendali. Meski, adanya potensi kenaikan Fed Funds Rate sebanyak tiga kali pada 2018, ia menduga, Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini, yaitu 4,25%. Dus, imbal hasil obligasi tahun ini diproyeksikan sebesar 5%-6%.

Tahun ini, minat investor asing masih akan tinggi, karena status Indonesia sudah naik menjadi investment grade. "Diharapkan ke depan investor asing terus tertarik berinvestasi di pasar keuangan Indonesia," lanjut Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×