Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Di kuartal ketiga 2020, DWGL tercatat tidak menerima pendapatan dari jasa pemasaran. Padahal, di kuartal ketiga 2019, pendapatan dari segmen ini mencapai Rp 12,39 miliar.
“Kendati demikian, karena efisiensi biaya yang signifikan yang dilakukan pada beberapa pos beban pokok pendapatan dan beban umum administrasi, maka DWGL berhasil mencatatkan laba bersih Rp 66 miliar, jika dibandingkan tahun 2019 yang mengalami kerugian Rp 32 miliar,” terang Herman kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).
Baca Juga: Harga emas naik, Hartadinata Abadi (HRTA) catat kinerja ciamik di kuartal III 2020
Secara rinci, emiten pertambangan batubara ini berhasil menekan sejumlah pos beban. Pos beban pokok pendapatan misalnya, turun 17,4% secara tahunan menjadi Rp 1,07 triliun. Beban operasi bahkan menyusut hingga 96%, dari sebelumnya mencapai Rp 15,5 miliar menjadi hanya Rp 513 juta. Beban umum dan administrasi juga terpantau turun 35,67% secara tahunan menjadi Rp 43,03 miliar.
Di tengah fluktuasi harga batubara yang terjadi saat ini, DWGL terus berupaya melakukan efisiensi biaya-biaya yang ada dan mengoptimalkan pengiriman batubara kepada pelanggan utama yakni PLN atas kontrak jangka panjang yang telah dimiliki. Selain itu, DWGL melalui entitas anaknya PT Sinergi Laksana Bara Mas juga terus berupaya untuk menjajaki potensi pelanggan baru untuk pasokan dalam negeri.
Pada perdagangan Jumat (20/11), saham DWGL ditutup menguat 4,08% ke level Rp 204 per saham.
Selanjutnya: Barito Pacific (BRPT) akan menerbitkan obligasi lagi tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News