Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat patut menjadi perhatian PT Aneka Tambang (ANTM). Sebab, hal tersebut bisa menjadi potensi keuntungan sekaligus kerugian bagi emiten ini.
Sekadar catatan, pada perdagangan Kamis (18/10) kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,29% ke level Rp 15.194 per dollar AS.
Pelemahan rupiah pada dasarnya dapat menjadi berkah bagi ANTM, walaupun di saat yang sama harga emas dunia sedang mengalami tren koreksi. Pasalnya, target ekspor emas ANTM mencapai 12,3 ton pada tahun ini. Angka tersebut nyaris setara dengan target penjualan domestik sebesar 13 ton.
“Pendapatan dollar AS perusahaan akan meningkat sehingga mampu mengimbangi penurunan harga emas dunia itu sendiri,” terang Firman Hidayat, Analis NH Korindo Sekuritas, Rabu (18/10).
Pendapat yang sama diutarakan oleh Analis BCA Sekuritas, Aditya Eka Prakarsa. Dalam riset 18 September, ia menganalisa bahwa setiap penurunan 1% untuk mata uang rupiah, maka laba bersih ANTM berpotensi naik sebesar 5,5%.
Di sisi lain, pelemahan rupiah tetap bisa membebani kinerja ANTM. Pasalnya, pada kuartal II-2018, emiten ini menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 173 miliar. Angka ini melonjak 122% (qoq) dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar Rp 78 miliar.
Salah satu penyebab hal tersebut adalah 72% utang ANTM hingga semester I tahun ini berdenominasi dollar AS yang sensitif terhadap volatilitas nilai tukar rupiah.
Firman pun bilang, akhir-akhir ini ANTM justru berencana kembali menambah utang berdenominasi dollar AS sebesar US$ 60 juta. Tambahan lagi, utang tersebut digunakan untuk kebutuhan refinancing obligasi yang jatuh tempo pada tahun ini. “Alangkah baiknya jika ANTM menambah porsi utang untuk ekspansi agar mampu mendatangkan pendapatan dollar AS lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Meski demikian, ANTM dipercaya para analis tetap mampu membukukan kinerja yang menawan hingga pengujung tahun ini. Aditya misalnya, ia memprediksi pendapatan ANTM bisa mencapai Rp 21,69 triliun pada akhir tahun nanti. Adapun laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai Rp 712 miliar.
Ia pun merekomendasikan beli saham ANTM dengan target Rp 1.300 per saham. Rekomendasi beli juga diberikan oleh Firman dengan target Rp 1.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News