kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dua sektor ini tahan uji di tengah koreksi IHSG


Senin, 12 Februari 2018 / 19:44 WIB
Dua sektor ini tahan uji di tengah koreksi IHSG
ILUSTRASI. Logo Bursa Efek Indonesia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan sebesar 0,60% ke level 6.505 pada akhir pekan lalu. Sejumlah sektor saham terkoreksi cukup tajam. Meski demikian, ada beberapa sektor saham yang relatif tahan uji terhadap koreksi indeks pekan lalu.

Pada Jumat (9/2) lalu, sektor consumer goods hanya mencatatkan penurunan sebesar 0,25%. Sektor perbankan juga hanya turun 0,30%. Sedangkan, sektor pertambangan merosot hingga 2,48%, lalu sektor properti, real estate dan konstruksi tumbang 1,69%.

Frederik Rasali, analis Artha Sekuritas mengatakan, meski IHSG mencatatkan penurunan, namun fundamental Indonesia yang cukup baik mampu menahan kejatuhan tajam. Bahkan beberapa investor memanfaatkan momen koreksi ini untuk masuk ke beberapa sektor.

Nah, sektor yang dipilih investor adalah perbankan dan consumer goods. "Karena kedua sektor tersebut merepresentasikan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia," kata Frederik, Senin (12/2).

Menurutnya, emiten perbankan masih dilirik lantaran secara rating, perusahaan perbankan di Indonesia memiliki hasil yang cukup bagus. Untuk sektor perbankan, Frederik menyarankan membeli saham-saham bank kecil, seperti PNBN, yang secara valuasi masih murah dan mencermati aksi-aksi merger dan akuisisi perusahaan.

Sementara, di sektor consumer goods, menurutnya juga layak untuk diperhitungkan. Pasalnya, daya beli masyarakat dalam beberapa waktu terakhir sudah mulai terdongkrak, terlihat dari laporan keuangan ritel yang mencatatkan penguatan di akhir tahun. Makanya, Frederik masih menyarankan membeli saham INDF.

Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest menilai, meski angka rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) perbankan di Indonesia belum turun signifikan, namun beberapa bank mencatatkan profitabilitas yang cukup bagus sepanjang tahun 2017.

Pada tahun ini, penetrasi kredit masih memiliki potensi yang cukup besar. "Ruang ekspansi perbankan juga masih terbuka lebar," kata Aditya, Senin (12/2). Dengan adanya peluang ekspansi kredit ini, maka ruang pertumbuhan bagi saham-saham sektor perbankan juga masih cukup tinggi.

Tak cuma itu, saat ini perusahaan perbankan sudah mulai ekspansi dengan memberikan kredit non infrastruktur. Perbankan juga melakukan banyak pertumbuhan organik dan anorganik.

Dengan demikian, Aditya menilai, saham-saham di sektor perbankan juga masih bisa mencatatkan kenaikan yang cukup tinggi pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×