Reporter: Akhmad Suryahadi, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengumuman untuk investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada dua saham baru yang melantai di BEI atau initial public offering (IPO) pada hari ini, Senin 9 Januari 2023. Berikut rekomendasi untuk investor terkait dua saham baru IPO tersebut.
Dua perusahaan akan melakukan IPO saham hari ini adalah PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI). CBRE dan SUNI akan menjadi emiten ke-5 dan ke-6 yang melantai di bursa saham sepanjang tahun berjalan 2023.
CBRE menetapkan harga penawaran umum saham perdana alias IPO di harga Rp 108 per saham. Sebelumnya, CBRE telah melakukan penawaran awal dengan rentang harga Rp 100 per saham-Rp 110 per saham, dimana masa penawaran umum telah berlangsung sejak 2 Januari sampai 5 Januari 2023.
Dalam aksi korporasi ini, CBRE melepas sebanyak 738 juta saham atau sebesar 16,26% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum. Sehingga, keseluruhan nilai dari penawaran umum perdana saham yang dilakukan oleh CBRE sebesar Rp 79,70 miliar.
Dalam hajatan initial public offering (IPO), perusahaan angkutan laut domestik untuk barang umum ini juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,32 miliar Waran Seri I atau setara dengan 34,96% dari total saham yang telah ditetapkan dan disetor penuh. Waran ini bakal diberikan cuma-cuma pada pemegang saham tercatat pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 5 saham baru Cakra Buana berhak memperoleh 9 Waran Seri I.
Baca Juga: Setelah IPO Bank Sumut Bakal Kebut Ekspansi Kredit hingga Perkuat Layanan Digital
Adapun Waran Seri I ini bisa dikonversi menjadi satu saham biasa CBRE dengan harga pelaksanaan antara Rp 250 hingga Rp 400 per saham. Waran ini dapat dieksekusi mulai 5 Juli 2023 sampai 3 Januari 2025.
Cakra Buana akan menggunakan sekitar 40% dana IPO untuk belanja modal atawa capital expenditure (capex). Nantinya Cakra Buana akan menambah satu set kapal tug & barge dengan ukuran 300 ft.
Sisanya 60% bakal dipakai untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Cakra Buana secara keseluruhan. Misalnya, pembelian bahan bakar kapal, sewa kapal dan biaya-biaya lainnya.
Sementara itu, SUNI memasang harga penawaran IPO di Rp 300 per saham. Masa penawaran umum telah berlangsung pada 2 Januari sampai 5 Januari 2023.
Penetapan harga saham IPO Sunindo merupakan batas atas dari harga penawaran yang dipasang, yakni di rentang Rp 280 per saham-Rp 300 per saham.
SUNI melepas sebanyak 600 juta saham baru yang merupakan saham biasa atau sebanyak 24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Sehingga, dalam aksi korporasi ini, SUNI meraup dana sebanyak Rp 180 miliar.
SUNI akan menggunakan dana yang diperoleh dari hasil IPO untuk tiga kebutuhan. Pertama, sekitar 40,14% atau sekitar Rp 70,66 miliar akan digunakan untuk pembelian sekitar 39,96% saham PT Rainbow Tubulars Manufacture, anak perusahaan SUNI yang saat ini sebanyak 60,00% sahamnya dimiliki oleh SUNI.
Baca Juga: Begini Target Bisnis Elitery (ELIT) Usai IPO
Kedua, sekitar 42,61% atau sekitar Rp 75 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha PT Rainbow Tubulars Manufacture kepada supplier dan modal kerja PT Rainbow Tubulars Manufacture untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional.
Ketiga, sisanya sekitar Rp 30,36 miliar atau sekitar 17,25% bakal digunakan untuk modal kerja, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional SUNI.
Penggunaan dana untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional yang dimaksud merupakan beban operasional atau operational expenditure (opex).
Rekomendasi investor
Saham yang baru IPO berpotensi mengalami kenaikan harga tinggi pada perdagangan perdana. Namun tak jarang pula, harga saham IPO malah anjlok pada perdagangan hari pertama.
Oleh karena itu, investor perlu cermat terhadap pergerakan harga saham yang baru IPO.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo turut memandang prospek yang cemerlang dari IPO saham di tahun 2023. Optimisme ramainya IPO pada awal tahun dapat menjadi indikasi yang positif. Walau hal ini tidak signifikan mempengaruhi kinerja pasar saham secara keseluruhan yang masih dibayangi berbagai kekhawatiran ekonomi.
Dengan begitu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal tahun masih rawan koreksi atau cenderung fluktuasi. Menimbang kondisi itu, untuk saat ini investor dinilai masih akan bersikap wait and see terlebih dulu menyikapi fluktuasi pasar.
Sehingga dalam jangka pendek Praska memperkirakan sentimen itu berpeluang menekan harga saham-saham baru. "Khususnya pada sektor-sektor yang terimbas dampak negatif dari ancaman perlambatan ekonomi akibat era suku bunga inflasi yang masih tinggi,"imbuh Praska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News