kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua analis ini rekomendasikan buy saham SMSM, ini alasannya


Selasa, 14 Januari 2020 / 08:00 WIB
Dua analis ini rekomendasikan buy saham SMSM, ini alasannya
ILUSTRASI. Radiator ADR untuk mobil, produksi PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) saat Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jumat (19/9). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjalani tahun 2020, industri otomotif diperkirakan mengalami penurunan daya beli. Meski begitu, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) diproyeksikan akan mampu melalui tahun ini dengan kinerja positif. SMSM akan memperbaiki catatan kinerjanya yang sedikit melambat pada tahun lalu.

Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, perang dagang yang melibatkan China dengan Amerika Serikat (AS) akan memberi keuntungan bagi SMSM untuk menguasai pasar ekspor.

Hal ini dikarenakan jatah impor baja di AS mengalami penurunan imbas perang dagang. China sebagai produsen baja terbesar pada akhirnya kehilangan pasar potensialnya.

“Akibatnya China harus memasarkan bajanya ke negara lain dan membuat harga baja turun 13,4% (yoy) ke level 3.729 China Yen per metrik ton. Sementara itu baja berkontribusi 40% dari total pengeluaran material SMSM, sehingga ini akan menjadi kabar baik bagi SMSM,” ujar Frederik kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) memperoleh dividen dari anak usahanya di Malaysia

Frederik juga menambahkan peluang baru datang bagi SMSM dari AS. Imbas perang dagang, Donald Trump meminta perusahaan-perusahaan untuk mencari sumber alternatif lain selain dari China.

SMSM yang dilihat Frederik mempunyai hubungan baik dengan Donaldson Company bisa memanfaatkan peluang tersebut. SMSM juga dinilai mampu menawarkan stabilitas dan punya kapasitas lebih untuk produksi filter.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan dampak banjir di awal tahun juga bisa mendongkrak kinerja SMSM. “Banyak spare parts kendaraan yang perlu diganti, ini menjadi sentimen positif bagi SMSM. Tentu sifatnya hanya jangka pendek,” papar William.

Katalis positif tersebut tentu membawa angin segar bagi kinerja SMSM, sebab hingga kuartal III-2019 kemarin, SMSM belum mampu menunjukkan taringnya. SMSM mengantongi pendapatan Rp 1 triliun, turun 4% secara year on year (yoy).

Performa tersebut tidak terlepas dari penjualan filter dan radiator yang stagnan. Sementara penjualan body maker justru meredup, turun 17% secara yoy pada kuartal III-2019.

Baca Juga: Penjualan Kendaraan Baru Terganjal, Bisnis Komponen Otomotif Tetap Lancar

Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia Ryan Daniel dalam risetnya menulis ketidakpastian harga komoditas menjadi salah satu faktor yang menghambat penjualan body maker SMSM.

Sementara penjualan filter dan radiator yang masing-masing turun 4% dan 1% secara yoy pada kuartal III-2019, mengindikasikan semakin ketatnya persaingan.

“Meski kinerjanya tidak terlalu positif, kami memproyeksikan performa SMSM secara keseluruhan ke depannya akan membaik secara gradual. Sebab pemerintah sudah mengambil langkah progresif terkait pembicaraan perdagangan global,” tulis Daniel dalam risetnya.

Optimalkan Utilisasi Perusahaan

Salah satu yang menghambat kinerja SMSM adalah utilisasi perusahaan yang belum maksimal. Saat ini, pabrik filter dan radiator SMSM yang berada di Tangerang dan Jakarta utilisasinya baru mencapai 50%. Begitu juga dengan pabrik filter di Malaysia yang utilisasinya masih 60%

Menghadapi permasalahan tersebut, SMSM sudah menyiapkan capex senilai Rp 100 - Rp 150 miliar untuk memaksimalkan produktivitas pabrik filter dan radiator miliknya.

Frederik menilai keputusan yang diambil SMSM sudahlah tepat sebab produksi filter merupakan poros utama penggerak pendapatan SMSM.

Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) tidak goyah meski industri otomotif melandai

“Pendapatan kunci SMSM kan dari produksi filter, otomatis semakin baiknya produktivitasnya maka akan semakin optimal juga pendapatan yang akan didapat. Apalagi anak perusahaan SMSM yang di Malaysia punya peluang mengisi pasar filter di China,” papar Frederik.

Frederik memperkirakan jumlah pendapatan SMSM hingga akhir tahun 2019 akan mencapai Rp 4,17 triliun dengan laba bersih Rp 687 miliar. Di 2020, pendapatan SMSM akan naik Rp 4,60 triliun dengan laba bersih 771 miliar.

Frederik dan William sama-sama merekomendasikan untuk beli dengan target harga Rp 1.600 per saham. Sementara Ryan juga merekomendasikan beli namun dengan target harga Rp 1.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×