Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) tetap akan berekspansi tahun ini. Namun, mengingat industri perkebunan yang belum sepenuhnya kondusif, perseroan lebih memilih ekspansi anorganik ketimbang organik.
"Tentu ekspansi akan tetap dilakukan, namun berupa aliansi strategis dan akuisisi pihak ketiga, seperti yang telah kami lakukan dengan REA Kaltim Plantations beberapa waktu lalu," jelas Corporate Secretary DSNG Paulina Suryanti kepada KONTAN belum lama ini.
Paulina belum bersedia merinci detail target akuisisinya tahun ini. Namun, dana untuk akuisisi sudah tersedia dalam anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun ini sekitar US$ 60 juta atau sekitar Rp 780 miliar.
Dalam kondisi yang masih penuh dengan tantangan, ekspansi anorganik berupa akuisisi perusahaan perkebunan yang sudah berjalan memang lebih menguntungkan ketimbang ekspansi organik berupa akuisisi atau penambahan lahan untuk kemudian ditanam sendiri.
Dengan ekspansi anorganik, akselerasi produksi akan lebih cepat. Dengan catatan, akuisisi yang dilakukan dekat dengan lokasi perkebunan milik perseroan. Ini dilakukan juga untuk lebih memudahkan komunikasi antar manajemen.
Berbeda dengan ekspansi organik berupa penambahan lahan yang lebih lambat karena perseroan perlu mengembangkannya sendiri dari nol, belum lagi soal perizinan yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Seperti akuisisi atas REA Kaltim misalnya. DSNG merogoh kocek US$ 15 juta atas 15% saham REA Kaltim. Transaksinya sudah diselesaikan pada awal Desember 2016 lalu. Sesuai perjanjian, DSNG juga masih memiliki opsi untuk menambah kepemilikan atas REA Kaltim hingga 49% secara bertahap selama lima tahun mendatang.
REA Kaltim yang memiliki HGU seluas 70.584 ha di Kalimantan Timur. Sementara, DSNG memiliki luas tertanam lebih dari 90.000 ha yang tersebar di Pulau Kalimantan, 30% di antaranya merupakan kebun plasma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News