kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Dow Jones gagal menembus level 20.000


Kamis, 22 Desember 2016 / 04:22 WIB
Dow Jones gagal menembus level 20.000


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Pasar saham AS mencatatkan penurunan tipis pada transaksi perdagangan semalam, Rabu (21/11). Mengutip data CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,04% menjadi 19.965. Saham Merck menjadi saham dengan penurunan terbesar. Sedangkan saham Nike merupakan saham dengan kenaikan tertinggi.

Sementara, indeks S&P 500 turun 0,1% menjadi 2.268. Sektor real estate mengalami penurunan terdalam di antara enam sektor yang memerah. Sektor energi berhasil menguat.

Adapun indeks Nasdaq composite turun 0,1% menjadi 5.479.

Dow Jones gagal menembus level 20.000 akibat melorotnya sektor real estate. Sedangkan saham yang berkontribusi besar menekan pergerakan Wall Street adalah Goldman Sachs.

"Ini yang akan dialami jika kita mendekati level teknikal yang real. Padahal kita sudah sangat dekat menembusnya," jelas Randy Frederick, Vice President of Trading and Derivatives Charles Schwab.

Sementara, Mike Bailey, Direktur Riset FBB Capital Partners mengatakan, pergerakan menembus level 20.000 dapat memicu gelombang baru kepentingan dari Main Street.

"Kita lebih fokus pada S&P, namun Dow Jones sepertinya yang terbanyak menjadi headline," kata Bailey.

Sejalan dengan semakin dekatnya masa liburan, investor memprediksi volume transaksi perdagangan akan turun signifikan. Kondisi ini akan menyebabkan pergerakan liar di market.

"Kereta ke Manhattan sudah mulai menipis karena pelaku pasar sudah mulai mempersiapkan rencana liburan mereka," papar Jeremy Klein, Chief Market Strategist FBN Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×