kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dow Jones dan S&P 500 melorot di tengah lonjakan kasus corona, Nasdaq rekor lagi


Jumat, 10 Juli 2020 / 06:12 WIB
Dow Jones dan S&P 500 melorot di tengah lonjakan kasus corona, Nasdaq rekor lagi
ILUSTRASI. Wall Street melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks S&P 500 dan Dow Jones ditutup melemah setelah lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) kembali capai rekor tertinggi. Investor mulai khawatir tentang perputaran bisnis yang ditutup untuk menahan penyebaran virus corona dan mengalihkan fokus pada laporan kinerja perusahaan. 

Kamis (9/7), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 361,19 poin atau 1,39% ke 25.706,09, dan S&P 500 kehilangan 17,89 poin atau 0,56% menjadi 3.152,05. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite berhasil menguat 55,25 poin atau 0,53% ke 10.547,75.

Nasdaq kembali mencatat rekor penutupan tertinggi. Ini adalah yang kelima dalam enam hari, dibantu oleh penguatan pada saham Amazon.com, Microsoft Corp, Nvidia, Apple Inc. Saham Tesla pun memperpanjang kenaikan baru-baru ini, setelah naik 2,1% di akhir perdagangan. 

Baca Juga: Wall Street mixed di tengah laporan klaim pengangguran AS yang turun tipis

Namun, infeksi virus corona baru di Negeri Paman Sam yang mencapai 60.000 kasus pada Rabu (8/7), rekor tambahan tertinggi suatu negara menjadi momok bagi investor. Terlebih Florida dan Texas melaporkan peningkatan satu hari kematian yang cukup tinggi.

Analis melihat, kini investor juga mulai mengubah fokus mereka dengan menanti laporan keuangan kuartal kedua. Sejumlah perusahaan besar bakal mulai melaporkan kinerjanya pada pekan depan. 

Perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan akan mencatat penurunan kinerja lebih dari 40% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini akan menjadi penurunan laba triwulanan terbesar sejak krisis keuangan tahun 2008, berdasarkan data IBES dari Refinitiv.

Hal tersebut sudah mulai terlihat setelah sejumlah perusahaan merilis kinerjanya. Contohnya, saham Walgreens Boots Alliance Inc yang turun 7% setelah melaporkan kerugian di kuartal II. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih mencetak untung. 

"Kami sedang menuju musim pendapatan, dan Anda melihat beberapa tren yang mengganggu," kata Peter Tuz, President of Chase Investment Counsel in Charlottesville, Virginia.

"Saya melihat akan banyak angka dan panduan yang membingungkan. Covid-19 tentu saja tidak mendukung kita, dengan cara apa pun, jadi mungkin V-nya memanjang," katanya.

Baca Juga: Penurunan harga emas bisa jadi peluang beli, cermati patokan harga berikut

Sebenarnya, masih ada sentimen positif yang membantu pergerakan bursa saham AS. Salah satunya datang dari data tenaga kerja, di mana jumlah orang di AS yang mengajukan tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam empat bulan di minggu lalu. 

Sejumlah data ekonomi yang optimis termasuk rekor penambahan pekerjaan di bulan Juni telah menggarisbawahi bahwa ekonomi domestik yang didorong oleh stimulus berada di jalur menuju pemulihan.

Dalam sinyal bullish untuk momentum jangka pendek, grafik patokan S&P 500 membentuk pola "golden cross", di mana rata-rata bergerak 50-hari berkubah di atas rata-rata bergerak 200-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×