kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dow Jones dan Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa


Jumat, 12 Juli 2019 / 05:43 WIB
Dow Jones dan Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan rencana untuk menekan harga obat resep. Pembatalan ini mengungkit harga saham sejumlah perusahaan farmasi dan asuransi kesehatan.

Kamis (11/7), Dow Jones Industrial Average menguat 0,85% ke 27.088,08. Indeks S&P 500 pun menguat 0,23% ke 2.999,91. Kedua indeks ini mencapai level tertinggi sepanjang masa. Sedangkan indeks Nasdaq kemarin justru turun tipis 0,08% ke 8.196,04.

Indeks S&P 500 menyentuh level 3.000 pada dua perdagangan intraday berturut-turut. Tapi, indeks ini kembali gagal menutup perdagangan di atas level tersebut, yang mengindikasikan kehati-hatian investor.

"Kegagalan melewati level tersebut dan terus di atas level itu menjadi psikologi negatif bagi pasar," kata Michael James, managing director of equity trading Wedbush Securities kepada Reuters.

Penyokong pasar saham lainnya adalah komentar dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga. Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen nonpangan dan nonenergi bulan Juni naik dengan laju tertinggi dalam 1,5 tahun, yakni di level 0,3% secara bulanan dan 2,1% secara tahunan.

Sedangkan total kenaikan seluruh indeks 1,6% dalam 12 bulan hingga Juni. Angka ini lebih rendah daripada bulan Mei sebesar 1,8% (yoy). Penurunan dipicu oleh penurunan indeks energi sebesar 3,4% di tengah kenaikan indeks pangan sebesar 1,9% secara tahunan.

Angka yang dirilis kemarin ini diprediksi tidak akan mengubah pandangan The Fed tentang potensi pemangkasan suku bunga acuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×