Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. Bursa Berjangka Komoditi (BBJ) janjikan bakal ada end buyers untuk pasar fisik timah Tanah Air dalam waktu dekat.
Bersama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), BBJ juga bakal terus mendorong harga timah Tanah Air menanjak serta berupaya mengembangkan pasar fisik timah menjadi pasar futures.
Baca Juga: Tak pernah disambangi, pasar berjangka komoditi ingin perhatian
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, meskipun saat ini sudah ada enam buyers di pasar fisik timah, sayangnya belum ada yang menjadi end buyers. Padahal, baik KBI maupun BBJ terus melakukan pendekatan demi mendapatkan end buyer.
"Kami belum dapat end buyers karena beberapa dari mereka yang datang ke kami masih wait and see terhadap kinerja beberapa bulan bursa BBJ dn KBI berjalan," ujarnya.
Meskipun begitu, Fajar memberikan sedikit bocoran bahwa sudah ada beberapa perusahaan besar seperti Jepang dan negara lain yang menghubungi KBI dan BBJ untuk mengetahui lebih jauh lasar fisik timah di Indonesia.
Harapannya, akan ada kerja sama, sehingga mampu mendorong perdagangan di Pasar Berjangka Komoditi (PBK) Tanah Air.
Baca Juga: Baru Agustus 2019 meluncur, volume transaksi pasar fisik timah BBJ melejit
"Dalam waktu dekat, akan ada end user dari Taiwan, sekarang lagi proses administrasi dan dokumentasi. Kita sudah ketemu dan deal," kata Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX/BBJ) Stephanus Paulus Lumintang Sabtu (2/11).
Sayangnya, baik Stephanus maupun Fajar masih enggan untuk merinci profil end buyers dari Taiwan tersebut.
Di sisi lain, untuk menjadikan kontrak pasar fisik timah menjadi pasar futures, Paulus mengaku hal tersebut masih menjadi tantangan besar saat ini.
Itu karena, dibutuhkan kajian mendalam untuk meraba kondisi pasar lebih jauh, menimbang besaran kebutuhan pasar, hingga siapa saja yang bakal menjadi pasar potensial.
Baca Juga: Volume transaksi kontrak berjangka tumbuh 26,5% hingga kuartal III 2019
Pada 11 November Paulus dijadwalkan untuk mengunjungi Shanghai, khusus untuk melakukan brand storming terkait rencana kontrak futures timah. Dia menekankan, selain hedger, PBK juga membutuhkan spekulator sebagai penggerak pasar.
"Pasar fisik kami baru jalan dua bulan, jadi perlu lakukan kajian paling tidak setahun ke depan kita bisa dapat gambaran," jelasnya.
Tak sampai di situ upaya BBJ dan KPI untuk mendorong transaksi kontrak bursa berjangka komoditas Tanah Air. Rencananya, di awal 2020 BBJ bakal membuka kantor cabang di Bangka Belitung.
"Kami sudah mendapat restu dari Pak Gubernur Babel, harapannya kuartal I-2020 bisa kami akan buka kantor cabang," tandas Paulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News