Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam era digital teknologi dapat membuka peluang bagi bisnis ritel untuk menggunakan chat commerce agar dapat mengoptimalkan penjualan bisnisnya. Meskipun begitu, kinerja emiten ritel dinilai masih akan positif di tahun 2023.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto mengamati, industri ritel kedepannya akan turut menggunakan chat commerce sebagai salah satu cara untuk menjaring pelanggan dan meningkatkan penjualan.
"Kemungkinan akan ikutan menggunakan chat commerce kedepannya, guna meningkatkan efisien hanya dengan menggunakan 1 aplikasi sehingga berdampak positif bagi emiten ritel," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/7).
Baca Juga: Cari Cuan Minim Modal lewat Media Sosial
William menambahkan, dampak positif lainnya seperti menghemat biaya iklan atau advertising dan katalog produk dapat langsung dikirim ke pelanggan melalui chat commerce.
Menurut William persaingan emiten ritel saat ini sudah tidak terlalu ketat dan sengit lantaran minimnya inovasi produk baru.
Adapun persaingan terlihat antara produk lokal dengan produk luar negeri dan beberapa emiten ritel memilih untuk mendatangkan produk luar negeri untuk meningkatkan sales.
Meski demikian, ia menyebutkan justru pergerakan emiten sektor ritel seperti PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) masih cenderung stabil dan menguat.
"Jika melihat dari pergerakan saham-sahamnya ritel, masih menarik dan dalam tren menguat. Malah RALS dan ERAA belum mengalami penguatan signifikan," tuturnya.
William merekomendasikan beli untuk saham RALS dengan target harga Rp 645 - Rp 700, LPPF dengan target harga Rp 4.200, ERAA dengan target harga Rp 500 - Rp 530. Sementara untuk saham ACES dan MAPI di Hold lantaran ada potensi koreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News