Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) melirik peluang meningkatnya kebutuhan bahan baku kimia di tengah potensi pertumbuhan industri. KKES pun mengusung sejumlah strategi agar bisa mendongkrak kinerja pasca melantai di bursa saham.
Seperti diketahui, anak usaha PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) ini resmi tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2022. Bergerak di bidang usaha perdagangan besar bahan dan barang kimia, produk-produk KKES banyak dipakai pada berbagai sektor industri manufaktur.
Direkur Utama Kusuma Kemindo Sentosa, Kiki Rusmin Sadrach, membeberkan bahwa pihaknya sedang mengerjakan sejumlah strategi usaha pasca pencatatan umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Setidaknya ada lima strategi yang ditempuh KKES.
Pertama, menggenjot pertumbuhan penjualan produk-produk dengan marjin tinggi. Kedua, terus menambah produk dan pemasok baru, baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang.
Ketiga, membuka cabang dan kantor penjualan baru untuk mendorong penambahan pelanggan dan peluasan pasar. Daerah yang disasar antara lain berada di Cirebon, Karawang, Medan, Solo, Makassar, Denpasar, Palembang, dan Pontianak.
Baca Juga: Kusuma Kemindo (KKES) Bakal Teken Kontrak Agen Utama Pabrikan Chemical Terbesar Dunia
Saat ini KKES memiliki tiga cabang yang berlokasi di Bandung, Semarang, dan Surabaya. "Kami sedang mempersiapkan cabang Cirebon dan Karawang. Tahun depan KKES berencana membuka cabang di Solo dan Medan. Kami berharap tiap tahun dapat membuka dua cabang," kata Kiki kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).
Strategi keempat KKES adalah meningkatkan sistem operasional dengan digitalisasi agar lebih efisien, cepat, dan meningkatkan kontrol dalam proses. Terutama pada bagian penjualan, logistik dan warehouse.
Kelima, KKES akan membangun pasar ekspor dengan menjajaki kerja sama pelanggan potensial. Perluasan ke pasar ekspor ini akan dilakukan dalam beberapa tahun ke depan sesuai dengan rencana kerja yang telah disiapkan.
"Untuk saat ini kami masih berfokus di market domestik dan belum ke pasar ekspor. Nantinya market yang akan ditetapkan ada beberapa kemungkinan di ASEAN seperti Filipina dan Thailand," terang Kiki.
Baca Juga: Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) Masih Berharap Pada Manufaktur
Kiki belum membeberkan jumlah dana yang disiapkan KKES untuk menopang sejumlah strategi bisnis tersebut. Yang terang, KKES telah meraih dana segar sebesar Rp 31,5 miliar dari hajatan IPO.
Rencananya, sekitar 95% dana hasil IPO akan dipakai untuk modal kerja dalam mendukung operasional dan pengembangan bisnis. Rincinya, 30% untuk biaya operasional dan 65% untuk pembelian barang dagangan dan pelunasan utang usaha kepada pemasok.
Sedangkan 5% sisanya akan dipakai untuk pengembangan sistem informasi dan teknologi. Termasuk digitalisasi sistem IT untuk sales, delivery dan logistik.
Baca Juga: Simak Jurus Kusuma Kemindo KKES Mengerek Kinerja pada Tahun 2022
Antisipasi Tantangan Global
Dalam estimasi awal tahun 2022, KKES menargetkan pertumbuhan kinerja antara 12%-14%. Sayangnya, kondisi tahun ini tak berjalan mulus. Gejolak global dan makro ekonomi saat ini menjadi aral yang sedang diantisipasi KKES.
Kiki menyoroti beberapa faktor, terutama efek perang Rusia - Ukraina, lonjakan inflasi dan kekhawatiran resesi ekonomi. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini juga menjadi tantangan bagi KKES.
Sebagai upaya mengantisipasi tantangan tersebut, KKES mengambil sejumlah langkah. Mulai dari penyesuaian harga jual barang, renegosiasi dengan prinsipal terkait harga dan penggunaan mata uang lokal, hingga mengurangi buffer stock.
Di samping itu, KKES juga menambah produk-produk lokal, memperbanyak penjualan bermargin tinggi, mempercepat pelunasan customer, serta membeli dengan cash sebagian barang yang harus dibeli dengan mata uang berisiko tinggi.
Baca Juga: Usai IPO, Begini Strategi Kusuma Kemindo (KKES) Mengerek Kinerja Tahun Ini
Dengan sejumlah strategi tersebut, setidaknya KKES optimistis bisa mengamankan pertumbuhan penjualan sebanyak 6%-10%. "Kami usahakan semaksimal mungkin setinggi-tingginya kenaikan pertumbuhan dapat dicapai, walau keadaan secara global dan makro di domestik kurang kondusif," imbuh Kiki.
Sebagai informasi, pada tahun 2021 lalu KKES mencetak penjualan neto sebesar Rp 226,39 miliar. Tumbuh 10,41% dibandingkan realisasi tahun 2020 yang sebesar Rp 205,04 miliar.
KKES pun bisa membalikkan kerugian menjadi laba. KKES membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 18,49 miliar pada tahun 2021. Sedangkan pada 2020 KKES masih menderita rugi Rp 8,89 miliar.
KKES membukukan penjualan neto sebesar Rp 62,36 miliar hingga periode Maret 2022. Meningkat 6,54% dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 58,53 miliar.
Meski penjualan tumbuh, tapi laba tahun berjalan KKES merosot 57,39% dalam periode tiga bulan pertama 2022. Dari posisi Rp 9,06 miliar per Maret 2021 menjadi Rp 3,86 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News