kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.324   -59,00   -0,36%
  • IDX 7.158   84,64   1,20%
  • KOMPAS100 1.054   15,08   1,45%
  • LQ45 829   11,70   1,43%
  • ISSI 213   1,32   0,62%
  • IDX30 429   7,68   1,82%
  • IDXHIDIV20 515   8,93   1,77%
  • IDX80 120   1,38   1,17%
  • IDXV30 122   0,92   0,76%
  • IDXQ30 141   2,22   1,60%

Dollar perkasa, mata uang Asia keok


Rabu, 22 Januari 2014 / 07:25 WIB
Dollar perkasa, mata uang Asia keok
ILUSTRASI. Ilustrasi benjolan di belakang telinga


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Mayoritas mata uang Asia keok, akibat penguatan dollar AS. Tiga diantaranya yang melemah tajam, yaitu dollar Singapura (SGD),  dan won (KRW), dan rupiah (IDR).

Dalam lima hari terakhir, won sudah terkoreksi 0,58%, SGD melemah 0,79%, dan rupiah minus 0,69%. Bahkan, sejak awal tahun (year to date), won dan SGD berada di posisi lima yang paling terpuruk melawan dollar, yaitu masing-masing jeblok 1,45% dan 1,28%.

Hingga kemarin (21/1), pasangan USD/KRW naik 0,15% ke posisi 1.065,27. Pairing USD/SGD juga naik 0,23% ke level 1,2794. Pasangan USD/IDR naik 0,17% menjadi 12.134.

Sejumlah momentum disinyalir akan kian menguatkan dollar AS. Terutama, ekspektasi The Fed  yang bakal meneruskan pengurangan stimulus (tapering) pada pertemuan petinggi The Fed yang diselenggarakan 28 - 29 Januari nanti.

“Kami melihat ekonomi AS terus meningkat secara bertahap,” kata Stan Shamu, ahli strategi pasar IG Ltd, seperti dikutip Bloomberg. Artinya, pergerakan dollar AS akan makin kuat versus  mata uang dunia, termasuk di Asia.

Analis Millennium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono menilai, dollar kian perkasa, karena tingkat pengangguran AS bulan lalu turun menjadi 7,6%, dari sebelumnya 7,8%.

Namun, kata Suluh, tekanan terhadap won bisa berkurang, jika Bank Sentral Korsel mengerek suku bunga acuan menjadi 6,28%. "Jika itu terjadi, bisa jadi katalis penahan koreksi won. Meskipun, ini hanya katalis yang sementara ,” paparnya.

Analis Harvest International Futures, Tony Mariano bilang, SGD tidak punya kekuatan melawan dollar AS, karena kurang katalis positif dari dalam negeri. Akibatnya, kekuatan dollar AS mendominasi.

Sementara, analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian melihat, rupiah cenderung loyo, karena defisit neraca perdagangan Indonesia yang tidak kunjung membaik, dan laju inflasi masih tinggi. "Namun, pasar menanti hasil pemilu. Jika, tidak banyak kontroversi,  bisa mengangkat rupiah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×