Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Dollar kembali melemah hari ini (11/11) setelah mencatatkan reli ke level paling perkasa dalam satu dekade terakhir.
Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.12 waktu Tokyo, Bloomberg Dollar Spot Index turun 0,3% menjadi 1.229,50. Pada Selasa lalu, indeks acuan dollar ini naik 0,1% dan menyentuh level tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Jika berhadapan dengan yen, nilai tukar dollar melemah 0,2% menjadi 122,95 yen. Sedangkan versus euro, dollar melemah 0,3% menjadi US$ 1,0753 per euro.
Sejumlah mata uang dunia lain juga mencatatkan penguatan terhadap dollar AS. Ambil contoh, mata uang aussie yang menguat 0,4% menjadi 70,57 sen US dan poundsterling menguat 0,3% menjadi US$ 1,5165.
Pelemahan dollar terkait aksi ambil untung investor atas penguatan tajam dollar pada beberapa waktu terakhir. Asal tahu saja, sepanjang bulan ini, dollar AS sudah menguat 1% terhadap 10 mata uang utama dunia.
Nah, pada hari ini, investor juga menunggu dirilisnya data ekonomi China. Menurut Nizam Idris, head of currencies and fixed income strategy Macquarie Bank Ltd di Singapura, data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai posisi ekonomi China.
"Mungkin saat ini pelaku pasar masih tidak yakin mengenai seberapa besar pelemahan yang dapat terjadi pada data China. Namun saya rasa saat ini bukan sentimen pembalik untuk dollar AS. Belum ada indikator yang menunjukkan sentimen tersebut bisa berubah," jelas Nizam.
Sekadar tambahan informasi, pada hari ini, China akan merilis data penjualan ritel, produksi manufaktur, dan fixed asset investment.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News