Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Kilau emas kembali terpancar. Harga si kuning menuju reli terpanjang sejak Juni 2014, dipicu pernyataan Bank Sentral AS, The Federal Reserve terkait perekonomian negeri Paman Sam.
Kamis (9/10) pukul 14.30 WIB, harga emas pengiriman Desember 2014 di Commodity Exchange naik 1,8% menjadi US$ 1.227,30 per ons troi. Ini kenaikan harian terbesar sejak 6 Agustus 2014. Logam mulia naik 2,5% dalam tiga hari pasca The Fed mengumumkan hasil pertemuan 16-17 September 2014 lalu.
The Fed berkomitmen mempertahankan suku bunga mendekati nol dalam waktu cukup lama. Ekonomi AS mungkin melambat jika pertumbuhan global lebih rendah dari prediksi.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, mengatakan, rebound harga belum mengonfirmasi perubahan tren jangka panjang. Pasca menyentuh level terendah pada 6 Oktober lalu, emas mulai bangkit. Tapi kenaikan harga belum signifikan seperti Juni dan Desember 2013. Saat itu, setelah menyentuh US$ 1.182, emas meroket ke US$ 200 per ons troi.
"Pasca FOMC, The Fed khawatir penguatan dollar dapat menghambat laju inflasi AS," ujar Ariston. Di jangka pendek, momentum penguatan lanjutan harga emas menunggu angka pengangguran AS pada Kamis (9/10).
Tren harga
Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, menuturkan, pernyataan dovish The Fed bahwa pelambatan ekonomi global akan berdampak pada ekonomi AS membuka peluang penguatan harga emas. Namun harga emas masih dalam tren bearish dalam jangka waktu menengah hingga panjang. "Penguatan emas merupakan fase penyesuaian harga saat dollar AS mengalami koreksi," ungkap Nizar.
Secara teknikal, Ariston bilang, harga terletak di bawah moving average 50, 100 dan 200. MACD di bawah level nol namun garis histogram sudah terbuka ke atas. Stochastic berada di level 69%. RSI berada di level 49,5%.
Ariston memprediksi, harga emas sepekan ke depan di kisaran US$ 1.210-US$ 1.242 per ons troi. Prediksi Nizar, harga emas bergerak di US$ 1.200-US$ 1.250 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News