kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dollar AS menguat, rupiah akan bergerak liar dan sulit menguat


Jumat, 20 Juli 2018 / 20:09 WIB
Dollar AS menguat, rupiah akan bergerak liar dan sulit menguat
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah dinilai masih akan bergerak liar dan sulit menguat signifikan dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini mengingat dollar Amerika Serikat yang terus mengalami tren penguatan di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan, selama The Federal Reserves bertahan dengan keputusannya menaikan suku bunga acuan AS sebanyak dua kali di sisa tahun ini, selama itu pula rupiah sulit untuk bangkit. Ditambah lagi, The Fed juga berencana menaikan suku bunganya tiga kali di tahun 2019.

Rupiah juga masih harus menghadapi sentimen perang dagang antara AS dan China yang kemungkinan besar membuat nilai mata uang negara-negara emerging market tergerus.

Tak hanya itu, agenda Pilpres juga menjadi sentimen tersendiri bagi rupiah. Sentimen tersebut dinilai sudah bisa mempengaruhi arah rupiah pada kuartal III-2018, terutama ketika calon-calon presiden baru Indonesia diumumkan. “Biasanya jelang Pilpres, rupiah kerap melemah karena respons pasar terhadap siapa calon pemimpin baru,” ujar Faisyal.

Ia menilai, saat ini rupiah sebenarnya tidak dalam pencarian titik keseimbangan baru mengingat banyaknya sentimen negatif yang menghantam mata uang garuda. “Pergerakan rupiah masih sangat liar dan sulit kembali ke level Rp 13.000,” katanya.

Pelemahan rupiah akan terbatas jika data neraca dagang Indonesia bisa kembali surplus pada bulan-bulan mendatang.

Selain itu, rupiah juga masih berpeluang menguat andai saja The Fed mempercepat kenaikan suku bunga acuannya sebelum Desember. Jadi, ada ruang bagi rupiah untuk menguat karena sentimen kenaikan suku bunga acuan AS berakhir di penghujung tahun nanti. “Tapi peluang percepatan tersebut memang sulit terjadi,” imbuhnya.

Ia memproyeksikan, jika The Fed benar-benar merealisasikan kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak dua kali, rupiah berpotensi menembus Rp 15.000 per dollar di akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×