kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dollar AS masih perkasa atas poundsterling sampai besok


Selasa, 08 Januari 2019 / 21:33 WIB
Dollar AS masih perkasa atas poundsterling sampai besok


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Efek negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat dollar berjaya atas poundsterling. Bahkan, analis memperkirakan penguatan ini masih akan berlanjut besok.

Mengutip Bloomberg, Selasa (8/1) pukul 20.00 WIB, pasangan mata uang GBP/USD melemah 0,20% atau berkisar di rentang 1,2752. Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan pertemuan pejabat Tiongkok dan pejabat Amerika Serikat di Beijing memberi sinyal bahwa ada kesepakatan yang positif dalam perang dagang. 

“Dari dua kali pertemuan, terlihat ada dampak positif dan kesepakatan. Ini membuat dollar bisa menguat,” ucapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/1).

Ibrahim melihat bahwa pasar pun memanfaatkan hal tersebut dengan menjual dollar karena kemarin sempat mencapai titik tertingginya. Tak hanya dari negosiasi perang dagang, kabar suntikan stimulus 100 basis poin oleh bank sentral Tiongkok juga turut menaikkan pamor dollar.

“Seperti yang pasar tahu bahwa ekonomi China sempat melambat di beberapa pekan tahun 2018 lalu. Nah, bank sentral Tiongkok yang kabarnya memberi stimulus seperti memberi angin segar bahwa perekonomian China nampaknya sedang krisis,” tutur Ibrahim.

Terakhir, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya juga membuat indeks dollar menguat. Sekedar informasi Selama ini, Kim menghadapi perbedaan dengan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal perubahan iklim dan kebutuhan akan sumber daya pembangunan yang lebih banyak.

Hanya saja, Ibrahim menilai bahwa dollar bisa saja melemah pada perdagangan besok apabila kebijakan The Fed yang dovish mengenaik pelambatan kenaikan suku bunga. Sementara mata uang poundsterling sendiri, tidak membeli banyak amunisi untuk menguatkan fundamentalnya.

“Keputusan Brexit sendiri masih diambang ketidakpastian. Apalagi kabar terakhir, Perdana Menteri May masih melakukan lobi politik. Sebab sampai saat ini, partai yang mendukung Theresa May adalah partai minoritas. Dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa sendiri cukup mengancam pengusaha Uni Eropa karena akan ada kenaikan margin nantinya,” sebut Ibrahim lagi.

Secara teknikal, Ibrahim melihat pasangan mata uang GBP/USD, garis moving average 20% berada dibawah garis Bollinger dan mengindikasikan mata uang masih jatuh. Kemudian indikator MACD dan RSI 70% negatif, dan indikator stochastic wait and see.

Ibrahim memperkirakan besok GBP/USD rentang support 1,2690-1,2610-1,2535 sedangkan rentang resistance 1,3775-1,3800-1,3840. Ia pun merekomendasikan sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×