kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Dollar AS masih kokoh


Jumat, 28 November 2014 / 07:00 WIB
Dollar AS masih kokoh
ILUSTRASI. Kurs rupiah melemah 0,16% ke level Rp 14.863 per dolar AS pada Senin (12/6).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Indikator ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan, ternyata tak menjadikan mata uang negeri Paman Sam ini melemah. Terhadap mata uang benua Eropa, dollar AS masih menguat. Sementara terhadap dollar Australia dan yen, USD terpuruk

Mengutip data Bloomberg, Kamis (27/11) hingga pukul 19.20 WIB, pasangan EUR/USD turun 0,18% dari hari sebelumnya ke 1,2473. Pairing GBP/USD turun 0,18% ke 1,5764. Tapi pasangan AUD/USD naik 0,26% ke 0,8570.

Nizar Hilmi, Analis SooGee Futures, mengatakan, jumlah  pengangguran AS sejatinya cukup memberatkan  pergerakan dollar AS. Di pekan  keempat November, jumlah pengangguran naik menjadi 313.000 dari 292.000. Angka tersebut juga lebih tinggi dari prediksi analis di 287.000.

Permintaan barang tahan lama Oktober 2014 tercatat turun 0,9%, lebih rendah dari prediksi tumbuh 0,5%. Penjualan rumah baru Oktober tercatat 458.000, lebih rendah dari prediksi analis di 471.000.

Nizar mengatakan, pasangan EUR/USD melemah lantaran  rencana quantitative easing Bank Sentral Eropa tahun depan. Ekonomi kawasan Euro juga teramca, krisis.

Tak heran, euro tak bisa menguat terlalu lama. Sejatinya hingga pukul 14.17 WIB, pasangan EUR/USD sempat menguat hingga ke level 1,2524, dibandingkan hari sebelumnya di 1,2506.

Suluh Adil Wicaksono, Analis Millenium Penata Futures mengatakan, pergerakan poundsterling terhadap dollar AS yang telah menguat sejak awal pekan ini memicu para pelaku pasar melakukan aksi profit taking.

Suluh melihat, pasangan GBP/USD masih berpotensi naik  hingga akhir pekan, dampak dari negatifnya indikator ekonomi  dari AS. "Karena akhir pekan ini tidak ada pengumuman data keduanya," ujar dia.

Tonny Mariano, Analis Harvest International Futures mengatakan, pairing AUD/USD naik lantaran data Australia dirilis cukup positif. Private capital expenditure Australia kuartal III-2014 tercatat 0,2% , jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi analis di angka  -1,7%, yang menjadi indikator utama menilai kesehatan ekonomi. "Pasangan ini berpotensi kembali menguat," prediksi Tonny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×