kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Dolar AS yang Kuat Mengangkat Prospek Reksadana Offshore


Senin, 20 Januari 2025 / 20:43 WIB
Dolar AS yang Kuat Mengangkat Prospek Reksadana Offshore
ILUSTRASI. Prospek kinerja reksadana offshore diproyeksikan positif pada tahun 2025 didukung dolar Amerika Serikat (AS) yang masih kuat.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja reksadana offshore diproyeksikan positif pada tahun 2025. Prospek reksadana offshore didukung dolar Amerika Serikat (AS) yang masih kuat.

Direktur Utama Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) Hanif Mantiq menyebutkan, indeks dolar (DXY) berada di level 109. Indeks dolar yang terus menguat disokong oleh pertumbuhan ekonomi AS yang masih tinggi dan melebihi ekspektasi dari konsensus. Selain itu, ada potensi kenaikan kembali laju inflasi dari kebijakan Donald Trump sehingga ada ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih sedikit di 2025.

"Dengan potensi penurunan suku bunga The Fed yang lebih terbatas dan pertumbuhan ekonomi AS yang masih positif, diperkirakan mata uang dolar AS masih kuat," kata Hanif kepada Kontan.co.id, Senin (20/1).

Ditambah, Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps ke level 5,75%. BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga karena penurunan PDB dan karena melihat data inflasi yang cukup rendah, yakni 1,6% di Desember 2024.

Baca Juga: Kinerjanya Berpotensi Tumbuh Positif, Cermati Peluang Reksadan Offshore di 2025

Penurunan suku bunga yang dilakukan BI ini menyebabkan nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 16.365 per dolar AS.

"Menurut kami, rupiah akan sangat bergantung terhadap situasi ekonomi global dari sisi US Treasury dan indeks dolar yang masih menguat karena ketidakpastian dari Trump terhadap arah tarif dagang yang berpotensi memicu re-inflation," papar dia.

Di lain sisi, lanjut Hanif, dengan penguatan ekonomi dari AS, STAR AM melihat saham AS dari S&P index memiliki ekspektasi pertumbuhan laba per saham yang cukup tinggi, yakni di level 14,8% YoY pada 2025. Sedangkan, ekspektasi pertumbuhan laba per saham dari negara lainnya berada di rentang 3,4%-11% YoY dan Indonesia di 5,9%.

Oleh sebab itu, Hanif melihat bahwa reksadana berbasis saham AS memiliki potensi yang baik.

"Setelah dua tahun memberikan return saham double digit, konsensus Wall Street memperkirakan bahwa S&P 500 masih bisa mengalami kenaikan sebesar 10% di tahun 2025," tutupnya.

Selanjutnya: Fintech Samir Optimistis Kejar Pemenuhan Ekuitas Rp 12,5 Miliar, Ini Strateginya

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana? Ini Ramalan Cuaca Besok (21/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×