Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja reksadana offshore diproyeksikan positif pada tahun 2025. Ini didukung dolar Amerika Serikat (AS) yang masih kuat. Potensi kinerjanya diperkirakan capai 15%.
Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito menyebutkan aset dengan denominasi dolar AS akan diuntungkan ketika dolar AS menguat dan kecenderungannya Greenback menguat dalam jangka panjang.
"Sehingga peluang reksadana offshore bagus, selain penguatan dolar AS juga untuk diversifikasi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/1).
Salah satu katalisnya datang dari kinerja reksadana offshore pendapatan tetap yang cukup bagus di awal tahun. Parto menyebutkan bahwa berdasarkan catatannya, dari 21 reksadana offshore pendapatan, hanya 7 produk yang mengalami penurunan kinerja di awal 2025.
Baca Juga: Walaupun Banyak Katalis Positif Reksadana Offshore, Investor Perlu Cermati Hal Ini
Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana melanjutkan, saat ini yield US Treasury 10 tahun berada di atas 4,5%. Secara historis angka tersebut termasuk tinggi sehingga menarik untuk masuk, khususnya investor dengan profil risiko konservatif-moderat.
Lalu untuk reksadana offshore saham juga cukup baik. Utamanya saham-saham berbasis teknologi yang menjadi pilihan utama reksadana shariah offshore.
"Sebagai gambaran, S&P500 diproyeksikan sekitar 14% di tahun 2025, oleh karena itu reksadana yang berbasis saham-saham pembentuk indeks ini diproyeksikan 10%-15%," sebutnya.
Pada Senin (20/1) dolar AS alami koreksi dari semua mata uang dunia akibat perlambatan yang mengejutkan pada inflasi inti dan indeks harga produsen serta data penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan. Ditambah pasar AS ditutup untuk liburan Martin Luther King Jr.
Baca Juga: Prospek Reksadana Saham Offshore Dinilai Potensial, Intip Strategi Investasinya
CEO Pinnacle Investment Indonesia, Guntur Putra menambahkan bahwa penguatan dolar AS dapat menjadi peluang bagi investor yang ingin memanfaatkan fluktuasi mata uang global.
“Jika dolar terus menguat, maka nilai aset yang dihitung dalam dolar AS akan lebih bernilai dalam rupiah, memberikan potensi keuntungan bagi investor yang berinvestasi di reksadana offshore," tuturnya.
Lanjut Guntur, apakah reksadana offshore akan memberikan kinerja yang positif? Ini akan lebih banyak tergantung pada komponen underlying investasi (saham) yang ada di dalamnya dan strategi investasi.
"Prospek tahun ini bergantung pada dinamika pasar global, termasuk kebijakan moneter AS dan inflasi global. Namun, jika pasar global tetap stabil, peluang reksadana offshore tetap ada, meskipun investor juga harus berhati-hati terhadap risiko fluktuasi mata uang," imbuhnya.
Selanjutnya: BYD Targetkan Pabrik Senilai Rp 16,38 Triliun di Subang Selesai Akhir 2025
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana? Ini Ramalan Cuaca Besok (21/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News