Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 16,83% menjadi Rp 16.200 per dolar AS sejak awal tahun hingga Selasa (7/4). Meskipun begitu, hal ini belum memengaruhi rencana ekspansi para emiten operator telekomunikasi.
Maklum saja, peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengembangkan jaringan masih dikirim dari luar negeri yang transaksinya menggunakan dolar AS. Alhasil, penguatan nilai tukar dolar AS ini berpotensi meningkatkan biaya yang diperlukan.
Group Head of Corporate Communication PT XL Axiata Tbk (EXCL) Tri Wahyuningsih mengatakan, realisasi ekspansi jaringan XL Axiata masih berjalan sesuai rencana awal, setidaknya hingga kuartal II-2020. Pasalnya, proses pengadaan barang untuk ekspansi semester 1-2020 sudah dilakukan pada awal tahun sehingga belum terpengaruh dengan fluktuasi nilai rupiah yang terjadi belakangan ini.
Baca Juga: Manajemen XL Axiata siapkan Rp 500 miliar untuk buyback tiga bulan ke depan
"Setelah itu, kami akan evaluasi rencana memasuki kuartal III-2020, termasuk meninjau kembali berbagai faktor dan indikasi yang terjadi," ucap dia kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4). Sebagai informasi, XL Axiata memperoleh peralatan dan perlengkapan untuk membangun jaringan dari mitra teknologinya, seperti Ericsson dan Huawei.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, XL Axiata menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 7,5 triliun pada 2020 demi memperkuat jaringan 4G. Sebesar 80% capex ini akan digunakan untuk pengembangan telekomunikasi beserta infrastruktur dan transportasi jaringannya.
Per akhir 2019, masih ada sekitar 2.000 sites atau menara XL Axiata yang belum didukung oleh jaringan 4G. Menurut Tri, sejauh ini, 50% dari 2.000 sites tersebut telah dilengkapi teknologi 4G. "InsyaaAllah sebelum lebaran akan selesai semuanya sesuai rencana," kata dia.
Baca Juga: Dinilai dapat sentimen positif saat pandemik, XL Axiata lanjutkan rencana bisnis
Selain itu, EXCL akan menggunakan capex untuk meneruskan fiberisasi jaringan demi meningkatkan kapasitas data XL Axiata. EXCL menargetkan, pada akhir 2020, fiberisasi jaringan bisa menjangkau sekitar 300 kota atau setara 70% end sites XL Axiata. Jumlah ini naik dari realisasi 2019 yang sekitar 200 kota atau 50% dari end sites.
Sementara itu, sisa 20% capex akan digunakan untuk pengembangan sistem informasi teknologi (IT) demi meningkatkan digitalisasi, baik di sisi pelanggan ataupun internal XL Axiata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News