Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (1/7). Penguatan rupiah didukung faktor eksternal, dari data ekonomi China dan kekhawatiran aturan di AS.
Rupiah di pasar spot mencatatkan penguatan 0,23% ke level Rp 16.200 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor menguat 0,24% ke level Rp 16.192 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan penguatan rupiah didukung sentimen risk-on yang menguat, didukung oleh data manufaktur China, yang secara mengejutkan sudah kembali ke level ekspansi.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Ditutup Menguat 0,36% ke Level Rp 16.292 per Dolar AS, Kamis (26/6)
Caixin China PMI Manufacturing naik ke level 50,4 dari sebelumnya 48,3, lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi, 49,3.
Menurutnya, data manufaktur China yang membaik memberikan optimisme terkait dengan pemulihan ekonomi China, yang pada gilirannya akan mendorong penguatan ekonomi kawasan Asia.
"Sentimen risk-on juga berasal dari tren penurunan dolar AS yang berlanjut jelang pidato dari Jerome Powell pada pertemuan antar bank sentral nanti malam," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/7).
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menambahkan bahwa penguatan rupiah didukung data ekonomi dalam negeri.
Data perdanganan menunjukkan kenaikan pada ekspor dan impor, serta surplus perdagangan yang jauh lebih tinggi dari perkiraan.
Baca Juga: Dolar AS Tengah Goyah, Begini Prediksi Rupiah Awal Pekan Depan
Untuk perdagangan Rabu (2/7), investor menantikan data penting ISM manufaktur, yang diperkirakan akan sedikit lebih baik, tetapi masih terkontraksi. "Dolar AS juga masih dalam tekanan jika RUU pajak diloloskan senat," sebutnya.
Selain itu, penekan dolar AS dari kekhawatiran defisit anggaran AS serta semakin mendekatinya ambang batas tarif Trump.
Josua juga memperkirakan rupiah berpotensi melanjutkan relinya. Ini dipicu oleh potensi penurunan lapangan pekerjaan AS, yang kemudian berdampak pada penguatan ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih cepat dari The Fed.
Dus, Josua memperkirakan rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 16.125 - Rp 16.225 per dolar AS. Sementara Lukman memproyeksikan rupiah dikisaran Rp 16.150 - Rp 16.250 per dolar AS.
Selanjutnya: OJK Tunda Co-Payment Asuransi Kesehatan, AAUI Tekankan Pentingnya Fleksibilitas
Menarik Dibaca: 5 Zodiak Paling Impulsif yang Tidak Takut Mengambil Risiko, Siapa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News