CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Dolar AS masih tertekan, rupiah menguat 0,16% ke Rp 14.920 per dolar AS


Senin, 11 Mei 2020 / 17:31 WIB
Dolar AS masih tertekan, rupiah menguat 0,16% ke Rp 14.920 per dolar AS
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (7/2/2020). Dolar AS masih tertekan, rupiah menguat 0,16% ke Rp 14.920 per dolar AS


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil mengawali perdagangan pekan ini, Senin (11/5) dengan tren positif. Merujuk Bloomberg, rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat 0,16% ke level Rp 14.895 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kompak, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga berhasil ditutup menguat pada hari ini. Mata uang Garuda berhasil menguat 0,49% ke level Rp 14.936 per dolar AS.

Analis HFx International Berjangka Ady Phangestu menuturkan, penguatan rupiah sejalan dengan pelemahan dolar AS. Ady menyebut, jumlah pengangguran di AS yang masih tinggi membuat dolar AS berada di posisi konsolidasi dalam lima pekan terakhir.

Baca Juga: Rupiah ditutup menguat ke Rp 14.895 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (11/5)

Selain itu, laporan upah tenaga kerja yang dirilis juga masih belum membaik. “Selain itu meredanya kekhawatiran perang perdagangan AS-Cina dan kembali menguatnya saham-saham di Wall Street menguat membuat aset berisiko kembali dilirik. Sehingga ini membuat nilai dolar tertekan dan membuat rupiah terapresiasi,” ujar Ady kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana juga melihat apresiasi rupiah berasal dari meningkatnya risk appetite investor. Hal tersebut seiring dengan mulai dibukanya lockdown di beberapa kota dan negara tampaknya cukup mendorong investor melirik negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Kalau dari dalam negeri, adanya kemungkinan diterbitkannya global bond oleh beberapa korporasi, khususnya BUMN, turut mendorong sentimen apresiasi rupiah hari ini,” jelas Fikri.

Baca Juga: Benarkah krisis adalah saat terbaik membeli rumah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×