Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pergerakan mata uang utama tetap perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Melamahnya dolar AS di tengah sentimen pemangkasan suku bunga the Fed menjadi motornya.
Berdasarkan Trading Economics, pada Rabu (21/8) pukul 21.26 WIB, pairing EUR/USD berada di 1,111, terkoreksi 0,06%. GBP/USD naik 0,22% ke 1,306; AUD/USD turun 0,09% ke 0,674, NZD/USD turun 0,11% ke 0,614.
Selanjutnya, pairing USD/CAD terkoreksi 0,15% ke 1,359 dan USD/JPY naik 0,31% ke 145,83.
Baca Juga: Analis Sebut Yen Jepang Bisa Jadi Pilihan Saat Pelemahan Dolar AS
Meski secara harian bergerak volatile, tetapi untuk periode sepekan dan sebulan terakhir, mata uang utama itu unggul terhadap dolar AS.
Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva mengatakan bahwa kinerja dolar AS masih tertekan akibat kehati-hatian pasar menjelang rilisnya Notulen Rapat FOMC.
Selain itu, pasar juga menunggu pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Simposium Jackson Hole.
"Pasar menantikan petunjuk tentang seberapa besar bank sentral akan menurunkan suku bunga tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).
Di tengah tertekannya dolar AS, Taufan menilai sejumlah mata uang utama menarik untuk diperhatikan.
Misalnya, GBP/USD lantaran didukung angka Indeks Manajer Pembelian (PMI) Inggris untuk bulan Agustus yang diperkirakan sedikit meningkat. Komponen PMI Jasa Inggris diperkirakan naik ke 52,8 dari 52,5. Sementara untuk bagian manufaktur diperkirakan akan tetap stabil di 52,1.
Baca Juga: Dollar AS Melemah, Pergerakan Mata Uang Utama masih Terbatas
"Support terdekatnya di areal 1,2980 dan resistance terdekatnya di zona 1,3050," paparnya.
Lalu, AUD/USD karena risalah Rapat Reserve Bank of Australia (RBA) bulan Agustus mengindikasikan bahwa suku bunga mungkin tetap tidak berubah untuk jangka waktu yang lama.
Selain itu, anggota RBA sepakat bahwa penurunan suku bunga tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Taufik memperkirakan support terdekatnya di zona 0,6690 dan resistance terdekatnya di zona 0,6780.
Lalu USD/JPY. Dari sisi Jepang, ekspor Negeri Matahari Terbit ini naik 10,3% YoY di bulan Juli, naik selama delapan bulan berturut-turut. Penjualan tersebut didorong oleh melemahnya Yen dan dibandingkan dengan kenaikan 5,4% di bulan Juni.
Baca Juga: Yen Anjlok ke Level Terendah Dalam 38 Tahun, Pasar Menantang Otoritas Untuk Bertindak
Impor tumbuh 16,6% pada bulan Juli dibandingkan tahun sebelumnya dibandingkan kenaikan 14,9% yang diperkirakan oleh para pelaku pasar. Neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 621,8 miliar yen (US$ 4,28 miliar), dibandingkan dengan perkiraan defisit sebesar 330,7 miliar yen.
"Support terdekatnya di zona 149,05 dan resistance terdekatnya di zona 149,53," tutup Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News