kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS mantul setelah rilis notulensi The Fed hidupkan isu tapering, Kamis (20/5)


Kamis, 20 Mei 2021 / 08:41 WIB
Dolar AS mantul setelah rilis notulensi The Fed hidupkan isu tapering, Kamis (20/5)
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) melambung dari posisi terendah tiga bulan terhadap mata uang Eropa pada hari Kamis (20/5). Setelah rilis notulensi pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve mengungkapkan ada lebih banyak pembicaraan tentang pengurangan pembelian obligasi (taper).

Dalam notulensi The Fed, beberapa pembuat kebijakan mengatakan bahwa pembahasan tentang pengurangan laju pembelian aset akan tepat "di beberapa titik" jika pemulihan ekonomi terus mendapatkan momentum.

Hal itu mengejutkan investor mengingat Gubernur The Fed Jerome Powell telah mengatakan tepat setelah pertemuan itu bulan lalu bahwa belum waktunya untuk mulai membahas perubahan kebijakan apa pun.

"Notulensi tersebut berisi kata-kata yang tampaknya berusaha untuk memulai diskusi tentang pengurangan pada waktu yang lebih awal dari yang diharapkan," kata Takafumi Yamawaki, head of fixed income research di JPMorgan.

Baca Juga: Harga emas jatuh dari level tertinggi 4 bulan setelah rilis notulensi The Fed

"Jika data pekerjaan berikutnya yang akan dirilis pada 3 Juni kuat, pasar akan mulai bersiap untuk The Fed membuat penyebutan spesifik tentang pengurangan pada pertemuan berikutnya pada bulan Juni."

Euro merosot ke US$ 1,2174 dari level tertinggi tiga bulan di US$ 1,2245 hari Rabu.

Dolar naik menjadi 109,21 yen dari level terendah satu minggu di 108,575 yen yang disentuh pada hari Rabu.

Pound Inggris tergelincir ke US$ 1,4117 dari atas US$ 1,42 awal pekan ini.

Indeks dolar bangkit kembali dari level terendah tiga bulan hari Rabu ke 90,209.

Dolar telah menurun selama beberapa minggu terakhir karena petinggi The Fed telah berulang kali mengatakan mereka tidak siap untuk membahas pengurangan stimulus, menilai lonjakan inflasi akan bersifat sementara.

"Perlu dicatat bahwa noulensi FOMC mendahului CPI terbaru dan angka penggajian / pendapatan, sehingga kekhawatiran minoritas di FOMC kemungkinan akan menjadi sedikit lebih akut sejak pertemuan April," kata Tapas Strickland, director of economics markets RBA di Sydney.

Risalah Fed sedikit mengangkat imbal hasil obligasi AS, dengan imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun di 1,671%, dibandingkan dengan sekitar 1,65% sebelum rilis risalah.

Baca Juga: Resmi sudah! China melarang perdagangan mata uang kripto

Cryptocurrency tidak stabil setelah menderita salah satu kerugian terbesar mereka pada hari Rabu. Tersengat keputusan China untuk melarang lembaga keuangan dan pembayaran menyediakan layanan mata uang digital.

Bitcoin terakhir diperdagangkan turun 3% pada US$ 35.654, telah jatuh ke level US$ 30.066 pada hari Rabu, yang mewakili penurunan 54% dari rekor tertinggi lebih dari sebulan yang lalu.

Ether jatuh lebih dari 10% ke level US$ 2.168 setelah 22,8% jatuh pada hari Rabu, penurunan harian terbesar sejak Maret 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×