kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

DOID anggarkan capex US$300 juta


Selasa, 31 Januari 2012 / 22:23 WIB
ILUSTRASI. Panduan download Free Fire dan cara memainkannya lewat PC


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) meningkat 36% dibanding 2011 yang sebesar US$ 220 juta.

"Capex yang disiapkan tahun ini sekitar US$ 300 juta. Itu digunakan untuk menambah alat berat," kata Direktur DOID, Rani Sofjan saat paparan publik di Jakarta Selasa (31/1). Induk usaha perusahaan jasa kontraktor pertambangan Buma ini memang berencana untuk menambah alat berat seperti excavator dan dump truck dengan jumlah di atas 200 unit. Sebagai catatan, harga per unit alat berat tersebut sekitar US$ 100 ribu hingga US$ 4 juta.

"Kita beli baru, tapi ada beberapa pula yang tidak kami pakai lagi. Total alat berat kami saat ini sekitar 3.000 unit," tambah Rani.

Selain itu perusahaan pun meningkatkan target produksi pemindahan pengupasan tanah (overburden removal) meningkat hingga 384,51 juta bank cubic meter (bcm). Di mana tahun lalu, overburden perusahaan sebesar 334 juta bcm.

"Target overborden removal meningkat 10%-15%. Sedangkan untuk produksi batubara hanya meningkat 5%-10%," tegas Rani. Untuk produksi batubara yang berhasil dilakukan DOID tahun lalu sebesar 34,8 juta metrik ton.

"Tapi semua itu kan ada faktor eksternal yang tidak bisa dikontrol seperti cuaca. Hal tersebut merupakan faktor utama," imbuhnya.

Saat ini, operasi tambang perusahaan terkonsentrasi di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan yang merupakan lokasi cadangan batu bara di Indonesia. Hingga saat ini perusahaan memiliki 15 kontrak pertambangan di antaranya dengan PT Adaro Indonesia, PT Berau Coal, PT Kideco Jaya Agung, PT Arutmin Indonesia, PT Kalltim Prima Coal dan anak perusahaan dari Bayan Resources.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×