Reporter: Aloysius Brama | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT DMS Propertindo Tbk akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
DMS Propertindo akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 933 juta saham kepada publik. Jumlah saham yang ditawakan tersebut setara 7,8% dari modal yang ditempat dan disetor penuh.
Harga saham perdana yang ditawarkan berkisar antara Rp 150 - Rp 200 per saham. DMS Propertindo menunjuk Danatama Makmur Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dengan menghitung jumlah saham yang dilepas dan harga perdana, maka DMS Propertindo akan mengantongi dana sekitar Rp 150 miliar.
Direktur Utama DMS Mohamad Prapanca mengatakan, DMS Propertindo juga akan melaksanakan Obligasi Wajib Konversi (OWK) senilai Rp 270,16 miliar. Dalam prospektus yang diterima Kontan, sudah ada perusahaan yang akan mengambil OWK dari DMS yaitu Glodfive Investment Capital Ltd dan Castelford Investment Holding Ltd.
Dari sejumlah OWK yang akan diterbitkan, masing-masing standby buyer itu siap menyerok OWK sebesar Rp 97,46 miliar dan Rp 172, 69 miliar. Dengan begitu baik Goldfive Investment dan Calstelford Investment akan memiliki saham dengan besaran masing-masing 8,23% dan 14,59% dari total modal ditempatkan dan disetor DMS Propertindo.
Disamping itu, sebagai insentif, DMS juga akan merilis 2,8 miliar waran seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham. Rasio dari waran itu sebesar 3:1. Itu berarti setiap investor yang memegang tiga saham akan mendapatkan satu waran. Ketika waran itu dikonversi seluruhnya oleh para pemilik saham, maka jumlah saham beredar yang ada di publik meningkat menjadi 9,53%.
Saham DMS sendiri sudah masuk dalam masa penawaran awal pada 18 Juni lalu. Sedangkan di awal Juli nanti, persisnya pada tanggal 2 Juli hingga 3 Juli, saham DMS akan mulai masuk pada masa penawaran umum perdana. Saham DMS ditargetkan akan resmi tercatat pada tanggal 9 Juli 2019.
DMS Propertindo adalah perusahaan properti residensial. Produk residensial DMS sendiri adalah Accola Park Serpong, Accola Residences, serta Accola Garden Samarinda. Selain residensial, DMS juga mengembangkan hotel. Tercatat ada dua hotel yang masuk dalam jaringan bisnis DMS yaitu Zest Hotel di Yogyakarta dan FABU Hotel di Bandung, Jawa Barat.
Beberapa indikator keuangan DMS menunjukkan jumlah yang menarik. Pendapatan DMS misalnya pada tahun 2018 lalu mengalami jumlah pertumbuhan yang laur biasa yakni di angka 424,71% dibanding tahun 2017. Tahun lalu pendapatan DMS mencapai Rp 170 miliar. Padahal di tahun 2017, pendapatan DMS hanya seebsar Rp 32 miliar.
Angka itu turut mengerek laba bersih perusahaan. Tercatat pertumbuhan laba bersih perusahaan mencapai angka 18,61% di angka Rp 13 miliar. Sebagai informasi, di tahun 2017 laba bersih DMS sendiri berada di angka Rp 11 miliar.
“Kenaikan itu didorong penjualan yang meningkat,” ujar Prapanca dalam due diligence dan paparan publik DMS Propertindo di Bogor, Jumat (21/6).
Rasio profitabilitas di tahun 2018 DMS Propertindo sendiri juga menunjukkan angka yang menarik. Pada tahun 2018, DMS memiliki rasio operating profit margin sebesar 12,72%. Sedangkan utnuk net profit margin di tahun tersebut sebesar 7,67%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News