kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dividen BUMN Capai Rp 70,29 Triliun per Agustus 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya


Senin, 07 Oktober 2024 / 21:34 WIB
Dividen BUMN Capai Rp 70,29 Triliun per Agustus 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. analis memberikan rekomendasi saham emiten BUMN


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi setoran dividen BUMN ke penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND), mencapai Rp 70,29 triliun hingga Agustus 2024. 

Berdasarkan catatan KONTAN, realisasi tersebut sudah hampir mendekati target yang ditentukan. Raihan itu juga sudah mencapai 78,88% dari yang ditargetkan, yakni sebesar 85,84 triliun.

Di antaranya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menyetor Rp 25,714 triliun per Agustus 2024. Lalu ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 17,178 triliun, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 9,211 triliun.

Disusul, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 6,277 triliun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 420,12 miliar, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Rp 292,89 miliar, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Rp 192,37 miliar.

Sayangnya, kinerja indeks IDX BUMN20 malah masih merah. Berdasarkan laman Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja IDX BUMN20 terkoreksi 4,29% secara year to date (YTD).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, setoran dividen yang besar biasanya menggambarkan kinerja yang baik juga.

Baca Juga: Aliran Dana Asing Masih Masuk di Awal Oktober, Simak Rekomendasi Sahamnya

“Tapi, ini juga bergantung dari kepentingan pemerintah, karena dividen BUMN ini merupakan sumber pemasukan negara,” ujarnya kepada Kontan, Senin (7/10).

Menurut Sukarno, kinerja IDX BUMN dipengaruhi penurunan harga saham para emiten konstituennya. Penurunan harga saham tersebut disebabkan oleh banyaknya sentimen eksternal yang mempengaruhi.

“Baik itu dari tensi geopolitik atau beralihnya investor asing ke indeks negara emerging market (EM) yang lebih potensial,” paparnya.

Hingga akhir tahun, kinerja emiten BUMN konstituen IDX BUMN20 masih tetap menarik. Namun, investor tetap harus menunggu momentum yang pas agar kinerja mereka kembali positif.

“Di sisa tahun masih peluang untuk membaik, karena akan ada aksi window dressing di akhir tahun. Sektor perbankan, infrastruktur, dan energi kinerjanya menarik dan berpotensi menjadi penopang indeks,” tuturnya.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama melihat, setoran tersebut mencerminkan komitmen tinggi para BUMN untuk membagikan dividen. Apalagi, pemerintah juga sempat meningkatkan target pendapatan dari dividen di tahun 2024 harus lebih tinggi.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Batubara di Tengah Harga yang Kembali Membara

“Pertimbangan pemerintah dalam menaikkan target dividen di tahun 2024 itu pasti memperhatikan berbagai aspek, seperti kondisi ekonomi dan geopolitik internasional, serta kemampuan kinerja masing-masing BUMN,” ujarnya kepada Kontan, Senin (7/10).

Jika kondisi global mulai kondusif, para emiten BUMN bisa meningkatkan kinerjanya, khususnya untuk emiten semen dan BUMN Karya.

”Kalau performa suatu emiten BUMN kurang maksimal, seharusnya dengan cepat dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi,” tuturnya.

Tak hanya menguntungkan negara, tetapi setoran dividen tersebut bisa memberikan pengaruh positif ke kinerja saham para emiten.

Dengan situasi pasar yang lebih kondusif di tengah penurunan suku bunga bank sentral dan pemulihan ekonomi global, kinerja emiten BUMN bisa menunjukkan pertumbuhan yang signifikan hingga akhir tahun 2024.

”Akhirnya, ini akan berkolerasi positif ke kinerja indeks IDX BUMN20 di akhir tahun ini,” paparnya.

 

Nafan pun merekomendasikan accumulative buy untuk ANTM, BBRI, BMRI, dan TLKM dengan target harga terdekat Rp 1.660 per saham, Rp 5.525 per saham, Rp 7.550 per saham, dan Rp 3.150 per saham.

Rekomendasi add diberikan untuk BBNI dengan target harga terdekat Rp 5.775 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×