Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Menyikapinya, Nafan menyarankan investor untuk lebih mencermati prospek saham-saham ke depan. Salah satunya dengan melihat kinerja fundmental yang menujukkan tanda-tanda perbaikan.
Adapun di antara saham-saham IDX HIDIV20 yang ada, Nafan menjagokan sektor perbankan seperti BBCA, BBNI, BMRI. Ketiganya direkomendasikan akumulasi beli dengan target harga BBCA di Rp 37.600 dan Rp 39.050 per saham, BBNI di Rp 7.950 per saham, serta BMRI di Rp 7.550, Rp 7.850, dan Rp 8.050 per saham.
Saham lain yang menurut dia menarik dilirik seperti ADRO disarankan akumulasi beli dengan target harga Rp 1.340 dan Rp 1.715 per saham. HMSP akumulasi beli dengan target harga Rp 2.550 per saham. INDF akumulasi beli dengan target harga Rp 7.000 per saham, serta INTP akumulasi beli dengan target harga Rp 19.625 per saham.
Selain itu, Nafan juga memandang menarik KLBF sehingga menyarankan akumulasi beli dengan target harga Rp 1.980 per saham. PTBA akumulasi beli dengan target harga Rp 3.700 per saham. TLKM akumulasi beli dengan target harga Rp 4.330 dan Rp 4.540 per saham. UNTR akumulasi beli dengan target harga Rp 30.250 dan Rp 34.500 per saham. Ada juga UNVR akumulasi beli dengan target harga Rp 10.175 per saham.
Baca Juga: Hari ini menguat 0,28%, simak proyeksi pergerakan IHSG untuk Kamis (4/3)
Sementara Anggaraksa cenderung menilai, dampak kebijakan dividen bebas PPh akan kurang terasa untuk saat ini. Sebab, mayoirtas laba emiten di sepanjang tahun 2020 tertekan pandemi Covid-19, termasuk saham-saham yang masuk dalam jajaran IDX HIDIV20.
Oleh karenanya, untuk dapat memaksimalkan beleid itu, investor disarankan memilih emiten-emiten yang labanya cenderung stabil kendati di tengah pandemi sekalipun. Jika berkaca dari tahun 2020, Anggaraksa tertarik terhadap TLKM dan KLBF.
Walau kedua emiten belum mengeluarkan laporan keuangan tahunan, dia melihat keduanya berkinerja lebih baik dibanding saham IDX HIDIV20 lainnya. Khusus untuk KLBF, Anggaraksa mencermati emiten farmasi itu punya komiten kebijakan dividen yang jelas seperti berupaya tetap membagikan 45%-55% dari laba yang dikantongi.
Anggaraksa pun merekomendasikan buy TLKM dan KLBF dengan target harga masing-masing Rp 3.800 per saham dan Rp 17.050 per saham.
Baca Juga: Pembebasan Pajak Dividen Menahan Outflow Pasar Saham, Cermati Saham Pembagi Dividen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News