Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten pembangun jalan tol mengandalkan alternatif pembiayaan seperti reksadana penyertaan terbatas (RDPT) untuk menggenjot proyek. Dua emiten pembangun jalan tol, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) memanfaatkan alternatif tersebut untuk membiayai proyek berikutnya.
Memang, persoalan pendanaan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi emiten pembangun infrastruktur jalan ini. Tak pelak, beberapa bentuk pendanaan dipertimbangkan.
William Surya Wijaya, Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas menyatakan penerbitan instrumen tersebut memang menjadi strategi perusahaan. Saat ini, rata-rata diterbitkan oleh BUMN. Sehingga dari segi keamanan pun bisa dipertanggungjawabkan. “Apakah lewat ini mereka tercukupi, ini kembali ke emiten. Peruntukan dana juga penting,” kata William kepada Kontan.co.id, Selasa (10/4).
Menurut dia, investasi infrastruktur termasuk dalam investasi kurun waktu relatif panjang. Dia juga melihat kebutuhan infrastruktur di Indonesia masih cukup besar. Pemerintah juga dinilai akan melanjutkan kebijakan untuk menggenjot infrastruktur. Sehingga peluang pertumbuhan sendiri masih tetap ada.
“Prospek ke depan masih besar, dan tinggal bagaimana kualitas produknya nanti. Performa perusahaan bukan hanya dilihat dari laporan data keuangan. Namun juga harus dilihat dari hasil kerja secara riil proyek infrastruktur di lapangan,” lanjut William.
Terkait dengan produk RDPT, dari sisi investor dia melihat yield dalam bentuk reksadana belum terlalu menjanjikan. Akan tetapi, investor bisa mempertimbangkan alokasi dana tersebut nantinya. Karena untuk infrastruktur, dinilai akan menjanjikan dalam waktu panjang. “Lihat juga bagaimana strategi dari perusahaan,” katanya.
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan dari segi emiten, langkah pendanaan ini bisa menjadi sentimen positif. Pasalnya, akan mengurangi beban aset JSMR. Dia menilai KIK-EBA juga merupakan salah satu alternatif pendanaan. “Biasanya menjanjikan yield yang menarik bagi pelaku investor,” tambahnya.
Menurutnya, investor institusi seperti dana pensiun maupun asuransi tertarik dengan instrumen tersebut. Selain bisa untuk jangka panjang, yieldnya masih dinilai lebih besar dibandingkan instrumen lain. “Risiko memang tetap ada, yang penting ada harapan return yang pasti,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News