Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) mulai mengimplementasi strategi diversifikasi ke sektor non batubara. Untuk pertama kalinya, PTRO memfasilitasi produksi emas dore bullion di proyek tailing management untuk PT Santana Rekso Nindhana.
Proyek ini berlokasi di tambang emas milik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Pada 2 Februari 2023 lalu, manajemen Petrosea yang diwakili Romo (Robert) Nitiyudo Wachjo selaku Presiden Komisaris PTRO serta Romi Novan Indrawan selaku Presiden Direktur PTRO bersama seluruh pihak terkait menghadiri peresmian pabrik pengolahan tailing tersebut.
Baca Juga: Belanja Modal Petrosea (PTRO) Tahun Ini Naik 30% dari Tahun Lalu
Di proyek ini, cakupan kerja alias scope of work Petrosea mencakup pembangunan, perawatan dan pengelolaan pabrik pengolahan tailing untuk menghasilkan emas.
Romi menyebut, pencapaian ini merupakan wujud nyata dari diversifikasi usaha Petrosea ke sektor emas.
“Ke depannya, target Petrosea adalah untuk mengerjakan proyek-proyek jasa pertambangan mineral lainnya di Indonesia melalui penyediaan jasa pertambangan dan rekayasa, pengadaan & konstruksi (EPC) secara berkelanjutan,” ujar Romi dalam keterangan resmi, Senin (6/2)
Sebagai gambaran, sampai dengan akhir tahun 2022, PTRO berhasil mengantongi total nilai kontrak kurang lebih sebesar US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 24,8 triliun.
Adapun, untuk mendukung ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi, Petrosea mencadangkan anggaran belanja tahun 2023 yang naik sekitar 30% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Diversifikasi Bisnis, Laba Petrosea (PTRO) Melonjak Lebih 100% per September 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News