Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan kinerja keuangan yang menggembirakan sepanjang kuartal III 2024.
Kinerja penjualan bersih Japfa melonjak 9,3% dari periode kuartal III-2023 sebesar Rp 37,76 triliun menjadi Rp 41,27 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Analis NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama menyampaikan segmen peternakan komersial masih menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan dengan porsi 40,70%, disusul pakan ternak 26,32%, pengolahan unggas dan produk konsumen 15,25%, akuakultur 8,35%, pembibitan unggas 5,70%, serta perdagangan dan lainnya 3,68%.
Baca Juga: Japfa Siap Mendukung Implementasi Program Makanan Bergizi Gratis
Ezaridho melihat peningkatan kinerja ini menunjukkan keberhasilan strategi diversifikasi bisnis dan penguatan bisnis hilir perusahaan, khususnya melalui pengolahan unggas dan produk konsumen.
"Selain memperluas bisnis hilirnya melalui pengolahan unggas dan produk konsumen, perusahaan akan fokus pada segmen-segmen dengan basis pendapatan rendah yaitu akuakultur dan vaksin," tulis Ezaridho dalam risetnya, Kamis (12/12).
Ezaridho merinci, segmen akuakultur yang sebagian besar disokong oleh pakan akuatik berhasil mencatat pendapatan Rp 3,5 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, mencerminkan run-rate sebesar 76,4% dari pendapatan di sepanjang tahun 2023.
Laba operasional segmen ini melonjak 28,3% YoY menjadi Rp 281 miliar, melampaui laba operasional sepanjang tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 219 miliar.
Selain itu, bisnis akuakultur JPFA memiliki usaha patungan dengan Hendrix Genetics untuk membangun pusat perkembangbiakan induk udang guna membudidayakan induk udang Kona Bay, di mana memiliki pangsa pasar di atas 50% di Indonesia.
Kemudian, lini usaha di bidang kesehatan hewan yang dijalankan oleh anak usaha yaitu PT Vaksindo Satwa Nusantara (Vaksindo) mencatat pendapatan sebesar Rp 476 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini, atau naik 83,95% dari pendapatan sepanjang tahun lalu.
"Vaksindo merupakan pemimpin pasar dalam vaksin untuk unggas dan telah mengekspor produknya ke 14 negara, termasuk baru-baru ini ekspor ke India dan Vietnam," jelasnya.
Baca Juga: Japfa Mendukung Upaya Pemerintah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan,
JPFA juga aktif mendukung inisiatif pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, terutama dalam upaya memperkuat ketahanan pangan.
Perusahaan menjadi salah satu pihak swasta pertama yang mendanai uji coba pelaksanaan program makanan bergizi di Banyumas, Jawa Tengah.
Program ini dirancang untuk mendukung konsumsi protein domestik, terutama dari ayam dan telur, yang memiliki surplus masing-masing sebesar 0,12 juta ton dan 0,17 juta ton pada 2024.
"Dengan kolaborasi Japfa dan pemerintah untuk melaksanakan uji coba program makan siang gratis bergizi, perusahaan diperkirakan akan memperoleh kontrak Business-To-Government (B2G) yang signifikan dalam waktu dekat," papar Ezaridho.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai kinerja fundamental JPFA menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Ia membenarkan, kinerja yang positif ini didorong oleh keberhasilan diversifikasi bisnis dan dukungan dari program pemerintah, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Diversifikasi bisnis yang tercermin dari akuakultur dan vaksin hewan juga mampu menyumbang pendapatan. Kalau program pemerintah mulai efektif dijalankan Januari tahun depan juga akan mendukung program penjualan JPFA," terang Nafan kepada Kontan, Kamis (12/12).
Baca Juga: Menilik Prospek JPFA, BEEF, KLBF & GOTO Jelang Program Makan Bergizi Gratis Dimulai
Namun, ia berpendapat harga saham JPFA saat ini sudah berada di level overbought, berdasarkan indikator RSI. Oleh karena itu, ia merekomendasikan posisi hold dengan target harga Rp 1.925 per saham.
Sementara itu, NH Korindo Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy untuk saham JPFA dengan target harga Rp 2.500 per saham, naik dari sebelumnya Rp 2.100 per saham.
Proyeksi dari NH Korindo Sekuritas mencerminkan rata-rata P/E 3 tahun sebesar 10 kali. Namun, perusahaan tetap menghadapi tantangan seperti potensi kenaikan harga komoditas pangan akibat perang dagang, inflasi tarif, dan ancaman wabah flu burung yang dapat mempengaruhi pasokan unggas.
Selanjutnya: Taspen Luncurkan Superapps Andal, Ini Manfaatnya Bagi Peserta
Menarik Dibaca: Rayakan Harbolnas 2024, Master Bagasi Beri Diskon Ongkos Kirim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News