kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditutup di level Rp 14.165 per dolar AS, ini jatuh bangun rupiah di pekan ini


Jumat, 20 November 2020 / 19:09 WIB
Ditutup di level Rp 14.165 per dolar AS, ini jatuh bangun rupiah di pekan ini
ILUSTRASI. Rupiah di pekan ini mengaut tipis 0,04%


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat perkasa di awal pekan, kekuatan rupiah meredup di akhir pekan ini. Kondisi tersebut membuat penguatan nilai tukar rupiah hanya tipis dalam sepekan terakhir. 

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (20/11), rupiah ditutup koreksi 0,07% ke level Rp 14.165 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dalam sepekan, rupiah masih naik tipis 0,04%. 

Sedangkan berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) rupiah tercatat melemah 0,04% dalam sepekan. Mengingat, rupiah Jisdor pada ada di level Rp 14.228 per dolar AS pada hari ini (20/11) 

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengakui, secara keseluruhan nilai tukar rupiah menguat di pekan ini. Namun, jelang akhir pekan, penguatan yang tercipta di awal pekan justru mulai terkikis. 

"Jelang akhir pekan, sentimen negatif akibat melonjaknya kasus Covid-19 secara global kembali menekan rupiah," kata dia, Jumat (20/11). 

Baca Juga: Tak bertenaga, rupiah ditutup melemah 0,07% ke Rp 14.165 per dolar AS

Ditambah lagi, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRR) kemarin menjadi 3,75%, semakin mempersempit spread imbal hasil antara aset rupiah dengan the greenback. 

Adapun penguatan rupiah di awal pekan, dinilai Ariston datang dari sentimen positif terkait laporan hasil pengujian vaksin Covid-19 yang menunjukkan efektivitas tinggi dalam mencegah penyebaran virus ke depan.

Selain itu, pembentukan pakta kerjasama dagang antara 15 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia juga memberikan sentimen positif bagi rupiah di awal pekan. Sedangkan dari sentimen internal, surplus neraca perdagangan Tanah Air di Oktober 2020 turut menopang penguatan mata uang Garuda.

"Peluang koreksi dan penguatan masih akan terbuka pekan depan. Apalagi, situasi masih pandemi, masih ada tekanan di perekonomian sekaligus harapan untuk pemulihan ekonomi," tandasnya. 

Selanjutnya: Ini sentimen pendukung penguatan rupiah di pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×